Advertisement
Terpilih Jadi Rektor UGM, Ova: Jadi Dokter, Saya Tak Sekadar Mengobati
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Ova Emilia resmi terpilih menjadi Rektor UGM periode 2022-2027.
Hal ini diumumkan usai Pemilihan Rektor UGM oleh Majelis Wali Amanat (MWA) UGM dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) di Balai Senat UGM, Jumat (20/5/2022).
Advertisement
BACA JUGA: Ova Emilia Terpilih Jadi Rektor UGM
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM ini tercatat melampaui dua calon rektor tersisa lainnya dalam voting, yakni Bambang Agus Kironoto dan Deendarlianto. Dari total 25 suara, Ova Emilia mendapat suara terbanyak yakni 21 suara.
Sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Ova memiliki ketertarikan dan komitmen yang besar pada dunia kedokteran.
Saat ini, Ova tercatat sebagai Guru Besar di Bidang Pendidikan Kedokteran pertama di Indonesia. Dia dikukuhkan pada 2016 lalu di Balai Senat UGM.
Bagi Ova, bidang yang ia geluti sekarang sangat menarik minatnya. "Bidang ini menarik karena mendidik di bidang kedokteran itu sesuatu yang menantang dan berbeda dibanding pendidikan yang lain. Unsurnya bukan hanya knowledge, tapi juga skill. Afektifnya juga berkaitan dengan kemanusiaan. Ini berbeda sekali dengan bidang lain," kata dia saat diwawancarai Harianjogja.com pada 5 Maret 2022 lalu.
BACA JUGA: Sultan Minta Pengunjung Malioboro Bijak Terkait Lepas Masker
Apalagi, pernah banyak anggapan bahwa kalau sudah jadi dokter, maka otomatis bisa mengajar di Fakultas Kedokteran. Padahal, menurutnya belum tentu. Oleh karena itu, dia mengambil program magister di bidang Medical Education di University of Dundee, Inggris pada 1990.
Begitu lulus, dia banyak membantu menginisiasi inovasi-inovasi pendidikan di UGM. Sejak itu, bidang pendidikan kedokteran menjadi tren. UGM kini bahkan telah memiliki prodi magister dan doktor di bidang pendidikan kedokteran.
Kepada calon dokter dan tenaga kesehatan, Ova berpesan agar belajar dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya belajar teori, melainkan juga meneguhkan kecintaan pada kemanusiaan. "Jadi dokter kalau kaitannya dengan belajar, ilmu dan skill-nya itu mudah. Tetapi jadi dokter yang betul-betul berjuang untuk kemanusiaan, itu tidak mudah," terang Ova.
Untuk itu, dia berharap agar niat tersebut bisa dimiliki oleh para calon dokter dan tenaga kesehatan di masa depan. Lebih dari itu, ia tak ingin calon SDM kesehatan berorientasi hanya untuk mengobati penyakit.
“Dokter harus bisa mencegah supaya orang tidak terjangkit penyakit. Sehingga, dokter jangan hanya duduk manis menunggu pasien datang, namun harus menjaga kesehatan masyarakat. Dokter harus bisa menjaga yang sehat untuk tetap sehat, yang sakit bisa diobati. Saya kira itu perjalanan yang panjang. Mudah-mudahan calon dokter ke depan bisa menjadi seperti itu," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement