Advertisement
UGM Bangun Kawasan Kerohanian Lima Agama, Ini Lokasinya
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membangun Kawasan Kerohanian untuk mewadahi kegiatan kerohanian civitas UGM beragama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu sekaligus simbol kerukunan antarumat beragama.
Rektor UGM Prof Panut Mulyono didampingi jajaran pimpinan UGM, tokoh masyarakat, dan pemuka agama, melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kawasan Kerohanian yang berlokasi di Kompleks Perumahan Sekip UGM, Sleman, Sabtu (21/5/2022).
Advertisement
"Kawasan ini akan menjadi simbol bagi anak didik kita terkait toleransi dan kerukunan umat beragama. Terlebih lagi jika bangunan yang berdiri nantinya juga diisi dengan aktivitas-aktivitas yang positif," kata Panut.
Menurut dia, proses perencanaan kawasan seluas 4.789 meter persegi itu melibatkan dosen dari berbagai perwakilan kelompok agama sebagai tim perumus.
BACA JUGA: Pesan Sultan untuk Penjabat Wali Kota & Bupati Kulonprogo
Fasilitas kerohanian ini akan memfasilitasi lima agama dalam satu area, namun tidak lepas interkoneksinya dengan fasilitas AAgamaa 1111wèegama Islam di Mardliyyah Islamic Center dan Masjid UGM.
Rektor menuturkan pembangunan fasilitas rohani untuk beberapa kelompok agama di lingkungan kampus UGM menjadi salah satu prioritas sebagai bentuk komitmen UGM dalam merawat keberagaman dan toleransi.
Pembangunan kawasan kerohanian ini berkaitan dengan jati diri UGM sebagai universitas Pancasila serta institusi pendidikan yang terbuka, mempunyai civitas dengan beragam latar belakang suku, agama, bahkan kebangsaan.
Keragaman itu, kata dia, tidak lantas membuat terbatasnya ruang gerak civitas dalam beraktivitas, melainkan harus dapat diakomodasi dalam wadah-wadah kegiatan.
Panut menyampaikan bangunan yang akan didirikan di kawasan ini tidak sepenuhnya mengakomodasi kegiatan peribadatan. Namun fasilitas ini dapat mewadahi kegiatan-kegiatan skala kecil yang biasanya merupakan kegiatan yang bersifat internal keagamaan, namun tetap menekankan pada jalinan silaturahmi dan persaudaraan antarumat serta semangat kebersamaan dan toleransi.
"Praktik baik yang dikerjakan di kawasan ini akan dikenang oleh anak didik kita ketika mereka lulus dan membentuk pola pikir mereka sebagai pemimpin yang berasal dari UGM," ujar Panut.
Proses pembangunan serta penyediaan kelengkapan fasilitas pendukung Kawasan Kerohanian itu, menurut dia, dilakukan melalui pendanaan kreatif yang menggandeng beberapa mitra strategis dan sahabat UGM.
UGM juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi sebagai donatur.
Pelaksanaan konstruksi diperkirakan akan berlangsung sekitar enam hingga delapan bulan yang akan dimulai setelah dilakukan proses pengadaan barang dan jasa.
Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan Pengajaran, dan Kemahasiswaan Djagal Wiseso Marseno meyakini pembangunan Kawasan Kerohanian bakal mendukung peningkatan indeks toleransi, khususnya di DIY.
Menurut dia, Kawasan Kerohanian itu akan membuat perjumpaan lintas pemeluk agama sehingga mampu memunculkan inklusivitas.
"Dengan tidak pernah berjumpa bisa membuat eksklusivitas. Rumah kerohanian ini diharapkan ikut berkontribusi meningkatkan peringkat indeks toleransi di DIY," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
- Menilik Kesuksesan Kaliwedi Sragen Kembangkan Agrowisata hingga Waterboom
- BPJPH Bersama Industri dan Designer Luncurkan Indonesia Global Halal Fashion
- MWA UNS Solo Bentuk Panitia Pemilihan Rektor Periode 2024-2029, Ini Susunannya
Berita Pilihan
Advertisement
Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
- Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
- Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
- Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement