Warisan Budaya Dunia Beri Dampak Positif bagi Warga
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-Sebagai upaya menyukseskan pengajuan sumbu filosofi sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO, Dinas Kebudayaan DIY (Kundha Kabudayan) terus menyosialisasikan pengajuan ini, agar masyarakat setidaknya memahami agenda bersama ini dan mendapat pengetahuan apa yang menjadi warisan budaya dunia di daerahnya sendiri.
Sosialisasi ini salah satunya digelar di Balai Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, pada Selasa (22/6/2022). Sosialisasi melibatkan lurah, perwakilan kapanewon, Babinsa, Babinkamtibmas serta sejumlah tokoh masyarakat setempat. Harapannya, mereka dapat menyebarkan pengetahuan ini pada forumnya masing-masing.
Advertisement
Lurah Wukir Sari, Susilo Hapsoro, menjelaskan di Wukirsari terdapat salah satu bangunan yang akan diajukan sebagai warisan budaya dunia, yakni Makam Raja-Raja Imogiri, yang merupakan bagian dari sumbu filosofi. “Kita diskusikan bersama agar masyarakat mengetahui Jogja menuju warisan dunia. Kita sebagai penyangga sumbu filosofi dari Merapi sampai Parangkusumo,” ujarnya.
Suatu tempat yang menjadi warisan dunia akan memberi banyak dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya. “Efek positifnya meningkatkan perekonomian kita. Seperti candi Borobudur yang pengembanganya sampai Kulonorogo. Pasti akan banyak program pembangunan kaitanya Jogja jadi warisan budaya dunia,” ungkapnya.
Makam Raja-Raja Imogiri telah ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya yang ada di Jogja. Kawasan ini merupakan kompleks permakaman raja dan keluarga kerajaan Mataram Islam yang dibangun pada abad 17 pada periode pemerintahan Sultan Agung (1613-1646). Permakaman Imogiri masih difungsikan sampai saat ini.
Pola tata ruang permakaman Imogiri terdiri atas kompleks makam, masjid makam, bangunan tempat tinggal juru kunci, permukiman-permukiman abdi dalem pengurus makam, dan lokasi pasar. Bangunan ini mengalami perkembangan pada abad ke-18 saat kemunculan dua institusi kerajaan yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Kepala Seksi Edukasi Humas Monitoring Evaluasi UPT Dinas kebudayaan (Kundha Kabudayan) Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi, M. Tri Qumarul Hadi, menuturkan ketika sudah ditetapkan sebagai warisan dunia, maka bukan saja masyarakat setempat, Pemda maupun negara yang bertanggung jawab untuk melestarikan, tapi dunia.
Ia mencontohkan seperti Candi Borobudur yang setelah ditetapkan sebagai warisan budaya, Pemerintah Pusat langsung membentuk Badan Otorita Borobudur yang ditugaskan khusus untuk mengelola situs ini. Kemudian pada warisan budaya dunia Kawasan tambang batu bara Ombilin di Sawahlunto, UNESCO juga memberikan pendanaan pembangunan.
Meski demikian ia berharap masyarakat tidak saja sebagai penonton atas ditetapkannya Makam Raja-Raja Imogiri sebagai warisan budaya dunia, tapi ikut mendapatkan manfaatnya. “Jangan sampai warga Girirejo dan Wukirsari hanya menjadi penonton, tapi jadi pelaku dari ditetapkanya warisan budaya dunia,” katanya.
Ia menegaskan masyarakat tidak harus benar-benar memahami sejarah detail terkait permakaman Imogiri ataupun sumbu filosofi Jogja, karena tidak semua orang suka sejarah. Menurutnya, banyak pintu yang bisa dimasuki masyarakat untuk turut nyengkuyung warisan budaya dunia.
“Dimasukkan melalui pintu masing-masing. Sejarah, fotografi, event organizer, kuliner. Masyarakat akan masuk dengan pintunya masing-masing karena setiap orang memiliki passion sendiri. Tapi setidaknya masyarakat tahu sumbu filosofi sedang diajukan ke UNESCO,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Prabowo Rombak Kementerian Keuangan, Ini Struktur Lengkapnya
Advertisement
Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat
Advertisement
Berita Populer
- Inilah Enam Program Prioritas Harda-Danang untuk Sleman Lebih Baik
- Korban Skandal Jual Beli Apartemen Malioboro City Desak Pemda DIY Tuntaskan Kasus
- Pengunjung Gua Pindul Melampaui 10 Ribu Orang pada Oktober 2024
- Marak Kabar Pelecehan lewat Media Sosial, Kapolresta Sleman Rutin Gelar Patroli
- Pemda DIY Dorong Pemanfaatan Tanah Kalurahan untuk Kesejahteraan Masyarakat
Advertisement
Advertisement