Advertisement

Promo November

Harga Cabai di Kulonprogo Masih Mahal, Cabai Kering Tetap Tak Populer

Catur Dwi Janati
Minggu, 26 Juni 2022 - 16:37 WIB
Arief Junianto
Harga Cabai di Kulonprogo Masih Mahal, Cabai Kering Tetap Tak Populer Ilustrasi petani cabai di Kalurahan Garongan, Kapanewon Panjatan, Kulonprogo, membakar tanaman cabai. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Harga cabai di sejumlah pasar tradisional Kulonprogo masih melambung tinggi hingga di akhir Juni ini. Di sisi lain, penggunaan cabai kering sebagai alternatif masih minim di kalangan masyarakat.

Kabid Perdagangan, Dinas Perdagangan dan Industri Kulonprogo, Endang Zulywanti menyampaikan kenaikan harga cabai masih belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Sejauh ini berdasarkan data SiKepoku harga cabai merah keriting masih berada di kisaran angka Rp79.166 per kilogram, sedangkan untuk cabai rawit hijau berada di harga rata-rata Rp75.000 per kilogram.

Advertisement

"Saya juga belum tahu prediksinya sampai kapan. Kami tetap memantau sepeti yang ada sekarang ini," kata Endang, Minggu (26/6/2022).

BACA JUGA: Ingat Cinta Segitiga Berujung Tewasnya Warga Kulonprogo? Polisi Gelar Reka Ulang

Menurut Endang, ada beberapa hal yang dapat menekan harga cabai kembali normal. Ketersediaan panenan menjadi aspek paling berpengaruh dalam penurunan harga cabai. Pasalnya kenaikan harga cabai erat kaitannya dengan hukum supply and demand.

"Kalau sampai kapan, paling kalau itu nanti stoknya sudah banyak, sudah panennya banyak terus sudah tidak ada hama mungkin bisa turun [harganya]. Tetapi sampai saat ini masih seperti itu di lapangan," tandasnya

Di sisi lain, penggunaan alternatif perkasa pedas cabai kering belum diminati masyarakat. Saat panen melimpah dan harga cabai jatuh, cabai bisa diproses menjadi cabai kering. Sayangnya masyarakat cenderung menyukai cabai segar untuk konsumsi sehari-harinya. "Kalau cabai yang di pasar itu kan mereka untuk konsumsi setiap hari, kayaknya kurang efektif kalau mereka menggunakan cabai kering itu," ujarnya.

"Tapi kalau upaya kita pada saat panen itu berlimpah terus kadang ada cabai yang tidak terjual karena memang ada sortiran, kami memang selalu menyarankan kalau bisa itu dikeringkan. Dan selama ini yang cabai kering itu digunakan teman-teman UKM untuk cabai kemasan," tambahnya.

Alasan lain cabai kering kurang dilirik masyarakat menurut Endang dikarenakan proses pembuatannya yang lama. Saat pembuatan, banyak biaya yang dikeluarkan dan cabai yang menyusut dalam proses.

"Kurang efektif enggak fresh, umpamanya untuk bakul-bakul makanan, bakul-bakul katering mereka kurang menyukai. Biasanya cabai-cabai kering digunakan untuk UMKM dijual kering," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mendes Yandri Akan Lakukan Digitalisasi Pengawasan Dana Desa

News
| Minggu, 24 November 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement