Advertisement

Tarian Didik Nini Thowok Sihir Penonton di TBY

Sunartono
Rabu, 29 Juni 2022 - 07:47 WIB
Sirojul Khafid
Tarian Didik Nini Thowok Sihir Penonton di TBY Didik Nini Thowok saat tampil di TBY, Jogja, Selasa (28/6/2022) - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi

Advertisement

Didik Hadiprayitno atau populer dengan nama Didik Nini Thowok mendapatkan anugerah gelar maestro tari. Tujuh reportoar ditampilkan di Gedung Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dihadiri ratusan penonton. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Sunartono.

Sejam sebelum Sang Maestro tampil, masyarakat yang akan menonton sudah memenuhi sekitar gedung TBY. Setelah pintu dibuka, tidak sedikit yang rela duduk di bawah karena kursi sudah penuh demi menikmati tarian Didik.

Advertisement

Perjuangan penonton untuk menunggu akhirnya terobati ketika pria kelahiran Temanggung 1954 ini tampil pada reportoar pertama dengan tajuk Dwimuko Jali. Sang maestro menyajikan penampilan dengan membelakangi penonton. Namun dari belakang terlihat seperti menghadap ke panggung karena menggunakan topeng di bagian kepala belakang, serta lekukan tangannya mengikuti irama yang cenderung ke belakang. Ia sedang menggerakkan tarian Jawa dipadu dengan musik Sunda.

Setelah beberapa menit, Didik kemudian berbalik menghadap ke panggung memperlihatkan wajahnya dengan irama musik jenis tarian lainnya. Kepiawaian Didik dalam mengelaborasi gerakan ini membuat penonton decak kagum dan memberikan tepuk tangan menggema di TBY.

BACA JUGA: Sultan HB X Jadi Tokoh Pemersatu Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang

Setelah sekitar 10 menit, Didik kembali membelakangi penonton, untuk berganti kostum secara langsung di hadapan penonton. Ia mengenakan kostum tari model lain. Begitu seterusnya, setidaknya Didik berganti kostum sebanyak tiga hingga empat kali secara langsung dengan diikuti irama musik yang membuat penonton bersemangat. Kepiawaian ini menunjukkan gelar Maestro yang disematkan untuk Didik sebagai penari profesional dengan beragam karya tak bisa dibantah lagi.

Reportoar selanjutnya disajikan Didik secara langsung menampilkan tarian bertajuk Topeng Walangkekek yang diciptakan tahun 1980, menggunakan selendang merah muda dan kebaya. Berjalan sekitar empat menit kemudian berbalik badan mengenakan topeng. Dengan lemah gemulai Didik tarian Didik membuat penonton bersorak dan memberikan tepuk tangan.

Srikandi Nusantara menjadi penutup reportoar yang disajikan Didik, diawali tarian lima penari lainnya. Sekitar empat menit kemudian Didik tampil dengan gaya khasnya ke panggung yang membuat penonton memberikan standing applause. Tarian ini baru diciptakan Didik pada April 2022 lalu.

Tujuh reportoar karya Didik yang ditampilkan antara lain Dwimuko Jali, Jaimasan, Merang Gandrung, Topeng Walangkekek, Mas Satriyo, Nelayan dan Srikandi Nusantara. Didik menyajikan penampilan panggungnya pada tiga reportoar yaitu Dwimuko Jali, Topeng Walangkekek dan Srikandi Nusantara, sedangkan empat reportoar lainnya disajikan oleh penari lain.

BACA JUGA: Yogyakarta Simphony Orkestra, Konser Asyik dan Tematik

Di sela-sela pementasan itu Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi dan Kepala TBY Purwiati memberikan penghargaan kepada Sang Maestro. Bagi didik penghargaan maestro itu luar biasa dan disebutnya tidak ringan untuk menyandang.

"Karena dari orang lain yang menghargai sehingga saya konsisten berkesenian, memang saya sudah mengabdikan untuk kesenian dengan segala sesuatunya. Saya akan tetap berkesenian sampai kapan pun, sampai akhir hayat," kata Didik saat diwawancara usai pementasan, Selasa (28/6/2022).

Karya-karya Didik tidak hanya menarik untuk dinikmati secara langsung sehingga penontonnya mendapatkan hiburan. Namun di dalamnya juga banyak mengandung pesan dari setiap tarian yang ditampilkan. Salah satunya Dwimuko Jali yang berisi tentang keanekaragaman Indonesia.

Dengan jeniusnya, hanya dalam pementasan beberapa menit saja ia mampu menghadirkan Indonesia dengan beragam budaya di dalamnya. Lewat medley itu penonton bisa mengenal tarian dari Sumatera, Jawa, Sunda dan Bali. Karya ini kerap ditampilkan di luar negeri sehingga negara lain bisa mengenal lewat tarian itu ada berbagai suku dan budaya di Indonesia.

"Maka namanya Dwimuko Jali. Jali itu artinya Jawa Bali. Selain keanekaragaman ada unsur manajemennya, jadi saya menghadirkan tari Bali, Sunda dan tarian lain sedikit-sedikit," ujarnya.

Selain pementasan tari, dalam kesempatan itu juga dipamerkan sejumlah kostum yang biasa dipakai oleh Didik. Banyak penonton yang hadir menyaksikan dari kalangan muda menjadi angin segar bagi budaya terutama seni tari di masa mendatang.

BACA JUGA: Beli Pertalite Pakai Aplikasi Perlu Disosialisasikan Maksimal ke Warga Jogja

"Harapan kami dengan gelaran karya maestro ini bisa menginspirasi banyak pihak terutama anak muda. Sehingga ke depan bisa muncul maestro yang lain. Karena untuk menjadi maestro ini butuh proses panjang di ekspresi karya seni mereka. Seperti Didik Nini Thowok ini konsisten dalam berkarya," kata Kepala TBY Purwiati.

TBY secara khusus mendokumentasikan berbagai karya maestro Didik Nini Thowok agar jika ke depan sewaktu-waktu dibutuhkan untuk sosialisasi seni di kalangan generasi berikutnya tidak terputus. Selain itu karya Didik sangat menginspirasi generasi muda melalui tari kreasi.

"Dokumentasi karya maestro ini bisa untuk edukasi bagi anak-anak yang butuh profil atau dokumen bisa tersaji," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement