Advertisement
Polda DIY Kembali Tangkap 7 Penjahat Seksual Anak di Bantul, Tersebar di Berbagai Provinsi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Polda DIY kembali menangkap tujuh penjahat seksual anak. Tujuh tersangka baru ini ditangkap setelah penyelidikan terhadap tersangka pertama berinisial FAS yang ditangkap di Klaten.
Tujuh tersangka ini tergabung di dalam dua grup WhatsApp yakni GCBH dan BBV. Dari grup GCBH ditangkap lima tersangka DS, SD, AR, DD, dan ABH. Kemudian dari grup BBV ditangkap dua tersangka AR dan AN.
Advertisement
BACA JUGA: Jalur Alternatif Sleman-Gunungkidul Ditarget Tersambung Tahun Depan
Ditreskrimsus Polda DIY Kombes Pol Roberto G.M. Pasaribu mengatakan penyidik menemukan sepuluh akun yang diikuti FAS, yakni Facebook dan Whatsapp. Akun itu menjadi sumber awal penyidik memperoleh nomor telepon korban anak-anak yang ada di Bantul.
Sepuluh akun ini mengerucut ke dua grup Whatsapp yang sangat aktif mengirimkan video dan gambar dengan objek korban anak-anak. Polisi kemudian meringkus tujuh tersangka lain.
“Penangkapannya dimulai sejak 24 Juni sampai dengan dua hari lalu tersebar di enam provinsi. Di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Lampung, Jateng, Jatim, dan termasuk di lokasi di wilayah Bandar Lampung,” ucapnya dalam konferensi pers, Rabu (13/7/2022).
Dari grup GCBH diperoleh lima tersangka, namun salah satu tersangka masih berusia 17 tahun. Menurutnya peran mereka adalah membagikan link, pertukaran video dan foto yang korbannya anak, serta nomor telepon anak yang menjadi target.
Kemudian dari grup kedua BBV, ada dua tersangka yang berperan yang mendistribusikan video yang bermuatan negatif.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan kasus ini harus menjadi perhatian semua orang tua. Pengungkapan kasus ini dia sebut menjadi rangkaian upaya mencegah peluang kasus-kasus baru terjadi di kemudian hari.
“Apalagi saat ini era digital, anak-anak banyak yang akses media digital, survei KPAI 25% anak-anak kita lima jam lebih mengakses media digital, artinya kalau proteksi orang tua atau literasi lemah, kerentanan anak menjadi korban jadi tinggi,” ujar dia.
Wakil Kepala Kejati DIY Rudi Margono mengatakan saat ini pemberkasan masih berjalan, Kejaksaan akan berupaya semaksimal mungkin, terkait dengan alat bukti, syarat formil dan materiil. "Ini tidak perlu menyangkut masa depan anak-anak, tapi merusak moral," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
- Viral, Kades Mendak Klaten Ungkap Alasan Keluarkan SE Waspada Penculikan Anak
- Diusulkan Maju Calon Wali Kota Solo 2024, Begini Tanggapan Rheo Fernandes
- Sering Dianggap Keramat, Begini Sejarah Asli Pesanggrahan Langenharjo Sukoharjo
- Ferdinand Sinaga Kejar dan Hajar Pelempar Bus Persis Solo, Trending di Twitter
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Fantastis! Nilai Proyek Pengendali Banjir YIA Capai Rp1,4 Triliun
- Sukarelawan Lembaga Pengembangan Demokrasi Perlu Jalani Psikotes
- Polda DIY Gelar Doa Lintas Iman untuk Keselamatan 2023
- Rusak Rumah Nasabah di Gunungkidul, Pegawai Koperasi Didenda Rp1,5 Juta dan Utang Dianggap Lunas
- HUT PDI Perjuangan ke-50, PDI Perjuangan Tanam Pohon di Bantaran Kali Code
Advertisement
Advertisement