Advertisement
Gelombang Tinggi di Bantul Surut, Nelayan Dapat Hasil Melimpah

Advertisement
Harianjogja, BANTUL—Setelah beberapa kali gelombang tinggi dan angin kencang yang menyebabkan sebagian besar nelayan tak melaut, kini nelayan di BAntul justru mendapat hasil yang bagus dari aktivitas melaut dengan metode memancing.
Ketua Koperasi Wisata Minabahari 45, Sutarlan, menjelaskan saat ini sebagian besar nelayan sudah kembali melaut karena kondisi gelombang sudah cukup aman untuk aktivitas nelayan. Tak hanya itu, untuk beberapa jenis ikan yang ditangkap dengan cara dipancing melimpah.
BACA JUGA: Netizen Gemas! Cor-Coran Belum Kering di Malioboro Diinjak-injak Pengunjung
“Sekarang ini sudah kembali normal [kondisi gelombang]. Terus kemaren banyak hasil tangkapan, lebih dari kuintalan kemaren. Ada beberapa kapal yang kemaren mendapat banyak. Ikannya bagus-bagus,” ujarnya, Kamis (4/8/2022).
Adapun jenis ikan yang banyak didapat para nelayan ini seperti kerapu, manyung, kakap dan lainnya. Menurutnya saat ini merupakan bulan yang bagus untuk ikan-ikan jenis itu. Maka kebanyakan nelayan yang sudah kembali melaut adalah nelayan yang memiliki alat pancing.
Nelayan dengan jaring saat ini kebanyakan hanya mencari umpan. “Kalau yang punya pancing pada melaut. Kalau yang ga punya pancing enggak. Ini bulannya bulan untuk mincing, jadi banyak yang kena pancingan. Kalau yang jaring cuma cari umpan saja.
Kondisi gelombang saat ini sudah relatif lebih aman untuk aktivitas melaut. Meski masih besar, anginnya tidak kencang sehingga tidak membahayakan. “Kalau gelombang walau besar tapi angin tidak terlalu kencang jadi bisa untuk melaut kalau pagi,” kata dia.
BACA JUGA: Kementerian Pendidikan Didesak Beri Efek Jera ke Sekolah Pemaksa Siswi Berjilbab
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah III Bantul, Muhammad Arief Nugraha, menuturkan saat ini memang kondisi gelombang tidak tinggi dan aman untuk aktivitas nelayan. Namun gelombang tinggi bisa kembali terjadi pada pertengahan bulan kalender Jawa. “Pasti terjadi setiap tengah bulan Jawa,” ungkapnya.
Gelombang tinggi biasanya terjadi setiap tanggal 13-17 kalender Jawa. Pada tanggal itu ia menyarankan nelayan untuk tidak melaut karena bisa berbahaya. “Gelombang tinggi itu yang terjadi pertama kali di paling selatan,” katanya.
Advertisement
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan

Rayakan HUT TI, Warga Segrumung Kaget Didatangi Ganjar Pranowo
Advertisement

Paspor Indonesia Tanpa Kolom Tanda Tangan untuk Permohonan Visa Jerman Tetap Diproses
Advertisement
Berita Populer
- Upacara 17-an Digelar Lagi di Pantai Baron, Peserta Harus Berenang Sejauh 200 Meter
- Ini Pesan Sultan HB X di HUT ke-77 Kemerdekaan RI
- Seru! Lomba 17-an, Pelaku Usaha Malioboro Pakai Seragam Sekolah
- Kalapas Wirogunan Jamin Tak Ada Obral Remisi, Segini Jumlah Napi yang Menerimanya
- Tol Jogja Bawen Bersinggungan dengan Selokan Mataram, Ini yang Harus Diperhatikan
Advertisement
Advertisement