Advertisement
Air Hujan di Jogja Tercemar Mikroplastik, Begini Respons Pemda DIY
![Air Hujan di Jogja Tercemar Mikroplastik, Begini Respons Pemda DIY](https://img.harianjogja.com/posts/2022/08/15/1108983/proyek-tugu-pal-putih-2-ok.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY menyatakan belum pernah melakukan pengujian terhadap kualitas air hujan di DIY. Selama ini pengujian hanya dilakukan pada indeks kualitas air (IKA) dan indeks kualitas udara (IKU) yang keduanya hasilnya tidak sesuai target yang ditetapkan pemerintah pusat.
Kepala DLHK DIY Kuncoro Cahyo Aji menilai penelitian Laboratorium Ekologi UAD menarik untuk ditindaklanjuti, mengingat jawatannya selama ini belum pernah melakukan pengujian serupa sehingga tidak memiliki data tersebut. Oleh karena itu ia berencana menindaklanjuti hasil penelitian tersebut, termasuk melakukan komunikasi dengan para peneliti serta melihat metodologinya. Termasuk dampak yang ditimbulkan ketika mikroplastik itu mencemari air juga perlu diketahui.
Advertisement
“Menurut kami ini penelitian menarik, tetapi kami perlu melihat sampelnya seperti apa, mikroplastik itu sebenarnya apa, kami upayakan bisa komunikasi dengan penelitinya. Karena kami belum pernah melakukan itu. Siapa tahu hasil penelitian tersebut bisa menjadi pertimbangan untuk pengambilan kebijakan,” katanya, Senin (15/8/2022).
BACA JUGA: 7 Wilayah di Gunungkidul Ini Jadi Kantong Kemiskinan
Sebelumnya peneliti UAD Inggita Utami menyarankan ke Pemda DIY atau yang menangani masalah pencemaran lingkungan sudah seharusnya merumuskan kebijakan dari hasil temuan mikroplastik di wilayah DIY. Karena hingga saat ini, mikroplastik belum menjadi parameter yang perlu diukur dalam baku mutu lingkungan. Padahal, mikroplastik yang terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan hingga bersifat karsinogenik.
Ia menyatakan industri harus makin selektif memilih teknologi pembuangan limbah dan residu sisa produksi agar tidak mencemari lingkungan. Sampah plastik yang terus menumpuk di tempat-tempat pembuangan menjadi sumber utama pencemaran mikroplastik di kemudian hari. “Masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam menekan produksi sampah plastik dengan terus melakukan 3R [reuse, reduce, dan recycle],’ ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182738/bpjs-oll.jpg)
Fraud Rumah Sakit ke BPJS Kesahatan, Dewas: Harus Ditangani dengan Serius
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Mahasiswi Prodi Keperawatan Anestesiologi Unisa Jogja Meninggal Dalam Kecelakaan
- Sebuah Gudang di Bantul Terbakar, Kerugian Materiil Capai Puluhan Juta
- Palestina Tuding Komite Olimpiade Internasional Terapkan Standar Ganda Terhadap Israel
- Jadwal Layanan SIM di Gunungkidul Jumat-Sabtu 26-27 Juli 2024
- Coklit Pilkada 2024 Selesai, Bawaslu Sleman Masih Temukan Pemilih Belum Didata
Advertisement
Advertisement