Advertisement
Minta Jangan Ada Kekerasan Fisik di Jogja, Sultan: Mbok Pun Penggalih

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta masyarakat DIY agar tidak menggunakan kekerasan fisik dalam setiap penyelesaian persoalan sosial. Hal itu disampaikan Sultan dalam Sapa Aruh peringatan satu dasawarsa keistimewaan DIY di Bangsal Kepatihan, Rabu (31/8/2022).
Sultan menilai terkait kondisi keamanan DIY relatif berjalan baik . Akan tetapi ia tidak menampik bahwa ada beberapa persoalan sosial kemasyarakatan seperti konflik berujung kekerasan fisik yang mungkin juga terjadi di daerah lain. Oleh karena itu Sultan meminta agar masyarakat menghindari kekerasan fisik.
Advertisement
"Bangunlah orang-orang yang di Jogja ini beradab, bisa memberikan maaf kalau memang hal itu mesti harus dilakukan. Tidak semua penyelesaian dengan kekerasan fisik," kata Sultan di sela-sela Sapa Aruh, Rabu (31/8/2022).
BACA JUGA: Sultan HB X Sampaikan Sapa Aruh Satu Dasarwarsa Keistimewaan DIY, Ini Isi Lengkapnya
Sultan menambahkan orang beradab punya unggah ungguh dan batasan dalam rasa bukan pikiran. Menurutnya pikiran bisa berbohong dan kejam, namun ketika rasa lebih pada empati pada seseorang. Sehingga penggunaan rasa menjadi sesuatu yang penting di tengah masyarakat. Hal ini bisa ditumbuhkan melalui pendekatan budaya yang selalu mengedepankan aspek rasa.
"Kita orang di Jogja ini lebih banyak pertimbangan roso, selalu mengatakan mbok pun penggalih [tidak usah dipikirkan atau dibalas] ora Ono sing omong, mbok pun pikir. Artinya apa? Itu yang bisa kita rasakan untuk bisa saling menjaga," katanya.
Akan tetapi sebagai Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sultan hanya bisa berharap dan meminta yang selalu diutarakan. Akan tetapi jika warga tidak mau berubah bahwa kekerasan itu adalah model untuk penyelesaian masalah, maka pemerintah tak bisa berbuat banyak. Pada akhirnya hanya bisa menyampaikan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan tersebut.
"Kita menginjak kaki orang lain itu pasti terasa sakit, untuk tidak sakit ya jangan menginjak," ujarnya.
Sultan mengingatkan konflik kekerasan itu merugikan banyak pihak, tidak hanya keluarga korban, namun juga keluarga pelaku. "Kalau yang ditangkap kemudian dipenjara kan orangtuanya pasti sedih. Enggak mungkin tidak akan bersedih. Sehingga segala sesuatu itu jangan apa yang kita pikirkan tetapi apa yang kita rasakan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tidak Dapat Murid Baru, 10 SD di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
Advertisement
Advertisement