Advertisement
Syukurlah... Harga Telur di Peternak Sleman Mulai Turun

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Harga telur dari peternak di Kabupaten Sleman mulai mengalami penurunan harga ke posisi Rp24.700 sampai Rp25.100 per kg, dari harga tertinggi sebelumnya Rp27.500 per kg.
Salah satu peternak di Kapanewon Ngaglik, Cahyaditya Pratama Putra mengatakan kenaikan harga telur belakangan ini murni karena dampak pencairan Program Keluarga Harapan (PKH). Harga normal dari peternak menurutnya sekitar Rp23.000 - Rp25.000 per kg.
Advertisement
"Kenaikan harga yang dalam beberapa minggu ini disebabkan karena tingginya permintaan akibat adanya PKH," ucapnya saat dihubungi, Kamis (1/9/2022).
Dia menjelaskan peningkatan permintaan dari pedagang yang mendapatkan jatah PKH sekitar 50%-100%. Tingginya permintaan inilah yang menjadikan harga telur naik.
Menurutnya jika kenaikan harga telur karena pakan, mestinya naik perlahan, tidak signifikan. Kenaikan akan terjadi pelan-pelan menyesuaikan dengan harga pokok produksi (HPP).
Baca juga: Harga BBM 1 September 2022: Pertalite Tak Jadi Naik, Malah Ada Diskon nih
Peternak berharap penurunan harga telur ini tidak drastis. "Semoga turunnya tidak terjun bebas. Bakul [pedagang] yang dapat jatah PKH naiknya sekitar 50%-100% [permintaan]," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kenaikan harga telur di konsumen hingga Rp30.000 per kg juga dipengaruhi oleh rantai distribusi telur, dari peternak hingga ke tangan konsumen.
Sementara itu, Asisten Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Sleman, Budiharjo mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman telah melakukan inspeksi pasar, ke produsen, distributor, dan pedagang pasar.
Kenaikan Permintaan
Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh kenaikan permintaan konsumen sebesar 20% dampak dari pencairan PKH. Dia menjelaskan kenaikan permintaan konsumen terjadi saat pemenuhan kuantitas telur di pasaran baru mencapai 40%.
"Setelah peternak menurunkan populasi peternak ayam beberapa waktu lalu akibat harga telur mengalami penurunan signifikan hingga di bawah break even point (BEP)," tuturnya.
Saat ini ketersediaan telur di Sleman mencukupi untuk kebutuhan masyarakat karena kebutuhan dipasok dari berbagai daerah seperti Boyolali dan Jawa Timur.
"Kenaikan harga terjadi sejak di harga produsen yang murni disebabkan karena adanya kenaikan permintaan telur," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Kunjungan Presiden Prabowo: Indonesia dan Arab Saudi Sepakati Investasi Senilai Rp437 Triliun
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Tabrakan Mobilio vs Fortuner di Jalan Nasional di Gunungkidul, Seluruh Penumpang Dilarikan ke Rumah Sakit
- Pelatih PSIM Jogja Van Gastel Soroti Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Singgung Pembinaan Usia Dini
- Masih Ada Sekolah Negeri Kekurangan Siswa di Kota Jogja, Hasto Wardoyo Upayakan Peningkatan Kualitas
- Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka, Jasamarga Pastikan Telah Mengantongi Sertifikat Laik Operasi
- Lowongan Kerja PMI DIY: Ini Formasi dan Syarat Pendaftarannya
Advertisement
Advertisement