Duh, Sepanjang Tahun Ini, 20 Orang di Gunungkidul Tewas Bunuh Diri
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Hingga September 2022, tercatat ada 20 warga Gunungkidul yang meninggal dunia akibat bunuh diri. Berdasarkan data Polres Gunungkidul, kasus terbanyak dilakukan dengan cara gantung diri.
Kasubag Humas Polres Gunungkidul, AKP Suryanto mengatakan, sepanjang 2022 ini sudah ada laporan 20 bunuh diri sebanyak 20 kasus. Dia berharap hingga akhir tahun mendatang tidak ada penambahan.
Advertisement
Kasus bunuh diri terbaru terjadi di Kalurahan Gading, Playen pada Rabu (21/9/2022) pagi. Menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka bunuh diri di Bumi Handayani, baik melalui anggota Babinkhamtibmas dengan melalukan penyuluhan ke masyarakat.
Selain itu, anggota polwan Polres Gunungkidul juga menggalakan kegiatan sambang rumah warga untuk memberikan edukasi tentang bahaya bunuh diri.
“Tidak hanya edukasi, tetapi juga ada pemberian obat ke kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program penyuluhan,” kata Suryanto, Rabu siang.
BACA JUGA: Pengunjung Keluhkan Akses ke Pantai Widodaren, Masih Berbatu dan Kadang Licin
Menurut dia, kasus gantung diri masih mendominasi. Pasalnya, dari 20 kasus yang ada, 19 kasus dengan cara gantung diri. Sedangkan satu kasus lainnya dengan menceburkan diri ke sumur.
Berdasarkan hasil penyelidikan petugas di lapangan kasus bunuh diri terbanyak disebabkan karena depresi penyakit yang diderita tak kunjung sembuh. Kondisi inilah yang membuat warga nekat mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Disinggung mengenai kasus bunuh diri di Gunungkidul, dia mengakui jumlahnya terus naik turun setiap tahunnya. Sebagai gambaran di 2020 lalu ada 26 kasus, sedangkan setahun berikutnya ada 38 kasus. “Untuk pencegahan dibutuhkan partisipasi dari semua pihak,” katanya.
Psikiater RSUD Wonosari, Ida Rochmawati mengatakan, bunuh diri terjadi karena bebera faktor, muai dari psikologis, sosial dan budaya serta faktor risiko lainnya. “Tidak hanya karena satu masalah, tetapi memang kompleks sehingga terjadi kasus bunuh diri,” katanya.
Menurut Ida naiknya kasus bunuh diri menjadi tantangan bersama untuk melakukan upaya pencegahan. Langkah pencegahan dapat dilakukan komitmen bersama untuk penanggulangan. “Harus bahu membahu mulai dari pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat sehingga hasilnya bisa lebih dimaksimalkan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Viral, Siswa SMKN di Semarang Meninggal Dunia Diduga Ditembak Polisi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Asitantra Bakal Gelar K'wari dengan Lakon Misteri Bengawan Sore Ampak-ampak Ing Panolan
- KPU Kota Jogja Mengantisipasi Bencana Hidrometeorologi Saat Pilkada, Ini Caranya
- Tutup Kampanye, Harda KiswayaTerima Aspirasi Petani dan Warga Berbah
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Senin 25 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Senin 25 November 2024: Di Kantor PJR Prambanan
Advertisement
Advertisement