Advertisement
Penggunaan Batik Lokal di Perkantoran & Sekolah Dongkrak Penjualan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBKB) mendorong penggunaan seragam batik utamanya di perkantoran dan sekolah. Selain untuk melestarikan batik sebagai kekayaan lokal, sekaligus memberikan ruang kepada para pelaku UMKM di bidang batik.
Kepala BBKB DIY Hendra Yetty menjelaskan batik menjadi salah satu kekayaan kearifan lokal yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu daerah banyak yang mengembangkan batik lokal sesuai dengan potensinya. Bahkan di beberapa daerah seperti Kulonprogo sudah memiliki ciri khas motif batik tersendiri, beberapa desa di DIY juga sudah banyak memunculkan motif batik secara mandiri.
Advertisement
"Untuk produk batik lokal ini memang berdasarkan potensi lokal dan sumber daya yang dimiliki oleh daerah maka setiap daerah itu punya potensi dan peluang untuk mengembangkan sektor industri kerajinan dan batiknya," katanya di sela-sela seminar Seminar Nasional Industri Kerajinan dan Batik (SNIKB) tahun 2022, Rabu (26/10/2022).
Ia mengatakan selain melakukan inovasi produk batik, pelaku UKM juga membutuhkan pasar. Oleh karena itu ia mendorong daerah memiliki kebijakan penggunaan seragam batik lokal terutama di perkantoran. Di beberapa daerah sudah ada yang menetapkan penggunaan batik untuk seragam sekolah pada hari tertentu. Penggunaan batik sebagai seragam ini mampu mendongkrak penjualan batik yang diproduksi pelaku UKM.
Baca juga: Ramai Soal Wacana Penghapusan PR Bagi Siswa, Bagaimana dengan DIY?
"Kalau untuk seragam sekolah mungkin belum semua ya karena sangat tergantung dengan kemampuan siswa. Tetapi yang paling kami dorong adalah perkantoran, di beberapa daerah sudah menggunakan anggaran untuk seragam khusus batik," ucapnya.
Kepala BSKJI Kemenperin Doddy Rahadi menambahkan sektor industri kerajinan dan batik telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional serta produknya diminati di pasar global. Kementerian Perindustrian mencatat, capaian ekspor batik pada 2021 mencapai 46,24 juta USD, pada semester pertama 2022 mencapai 27,42 juta USD. Di sektor kerajinan, kinerja ekspor mebel dan kerajinan sepanjang tahun 2021 tercatat 3,46 miliar USD atau naik 27,23 persen dari tahun sebelumnya.
"Kedua sektor ini selama ini bertumpu pada pemanfaatan bahan baku lokal, sehingga memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan dengan menggandeng berbagai instansi, asosiasi, pelaku industri maupun praktisi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Rute, Tarif dan Cara Beli Tiket Trans Jogja
- Kulonprogo Masih Gelap, Kadishub: Titik di Kapanewon Butuh LPJU Totalnya Kurang 10.600 Unit
- PN Segera Agendakan Sidang Gugatan Praperadilan Polresta Sleman
- Fakta Kebocoran Soal ASPD SMP di Jogja: Ada Guru Mengunduh File Rahasia, Mengambil Soal dan Membagikan ke Siswa
- Pernikahan Luna Maya dan Maxime Pakai Tata Rias Khas Jogja, Begini Respons Himpunan Ahli Rias DIY
Advertisement