Kelurahan Gedongkiwo Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi untuk Penanganan Stunting

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kelurahan Gedongkiwo, Kota Jogja, membuat pelatihan penanganan stunting atau kekurangan gizi kronis dengan berbagai perguruan tinggi di Jogja. Kegiatan yang berlangsung dua hari pada Selasa dan Rabu (25-26/10/2022) tersebut diikuti 40 peserta.
Materi pelatihan disampaikan oleh tenaga ahli dari berbagai kampus, seperti UGM, Poltekes Negeri Jogja, UMY, UAD, hingga Unisa. Pelatihan tersebut membahas gizi anak, kesehatan masyarakat, tumbuh kembang anak, hingga administratif pencatatan kesehatan.
Kolaborasi Kelurahan Gedongkiwo dengan kampus-kampus di Jogja ini merupakan bentuk komitmen penanganan stunting pada anak-anak di kelurahan tersebut. Partisipasi kampus juga menunjukan dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat.
Lurah Gedongkiwo Supriyono menjelaskan lewat kegiatan tersebut, kader-kader penanganan stunting Kelurahan Gedongkiwo jadi lebih terlatih. “Mereka juga sangat aktif menanyakan berbagai masalah yang mereka hadapi di lapangan dengan tenaga ahli yang jadi narasumber,” ujarnya, Kamis (27/10/2022).
Selain kader penanganan stunting, peserta pelatihan juga dari para ibu rumah tangga dengan balita. “Jadi semua pihak kami ikutkan dalam pelatihan ini,” katanya.
Baik ibu rumah tangga maupun kader penanganan stunting, jelas Supriyono, memiliki peran strategis dalam penanganan stunting. “Mereka semua juga dilatih menggunakan aplikasi berbasis digital untuk mempermudah pemantauan perkembangan gizi anak-anak,” jelasnya.
BACA JUGA: DIY Lakukan Surveilans Epidemiologi Terkait Kasus Ginjal Akut
Ketua Tim Percepatan Penanganan (TPP) Stunting Gedongkiwo, Wahyuningsih menyebut dengan aplikasi digital tersebut akan memudahkan kinerja timnya. “Karena pemantauannya cukup lewat handphone, jadi ini inovasi yang bagus dalam penanganan stunting,” ujarnya.
Wahyuningsih menjelaskan pencatatan memang jadi salah satu tantangan dalam penanganan stunting. “Sebelumnya pencatatan pertumbuhan anak kan memang hanya dengan manual, kalau sekarang bisa secara digital jadi lebih memudahkan pemantauan,” katanya.
Kolaborasi antara kelurahan dan kampus, jelas Wahyuningsih, patut dilanjutkan. “Tidak hanya soal stunting tapi soal lain juga pasti akan memudahkan dalam mencari solusi jalan keluarnya,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerap Dikepung Bencana Hidrometeorogi, Road Map Mendesak Dirumuskan
Advertisement

Pesta Daging Iftar Ramadan di Horison Ultima Riss Malioboro Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Meriahkan Ramadan, Pemkot Jogja Perbaiki 14 Masjid dan Bantu 100 Ustaz
- Ini Dia Destinasi Wisata di Bantul yang Jadi Langganan untuk Padusan
- 1.200 Lansia DIY Diprioritaskan Berangkat Haji 2023
- Jepang Beri 5 Rekomendasi untuk Pembangunan Aerotropolis YIA, Ini Isinya
- Tarik Minat Wisata Sungai, Warga Bantaran Winongo Gelar Festival Budaya
Advertisement