BKKBN DIY: Selain Cegah Pernikahan Dini, Penting Juga Cegah Pacaran Dini
Advertisement
JOGJA—Karena tujuannya adalah mempersiapkan pembentukan keluarga yang terencana, banyak program dan upaya BKKBN yang menyasar kepada mereka yang sedang bersiap membentuk keluarga, yaitu remaja dan orang muda yang akan menikah atau calon pengantin.
Aplikasi elektronik siap nikah dan siap hamil (Elsimil) merupakan salah satu upaya yang sedang gencar digalakkan kepada calon pengantin. Ada juga Program GenRe yang menyasar remaja dengan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Tujuannya satu, yaitu menyiapkan calon ayah dan calon ibu yang tangguh sehingga siap membentuk keluarga yang sejahtera.
Advertisement
Sedangkan bagi kelompok pra remaja atau anak-anak tentunya diperlukan pendekatan tersendiri.
“Anak-anak kita yang usia SD terutama yang kelas-kelas akhir mungkin karena asupan gizi yang baik pertumbuhan badan dan organ reproduksinya juga lebih cepat matang. Mereka juga sudah mulai mengenal aktivitas pacaran. Kalau tidak dibekali pemahaman yang benar tentang hal tersebut bisa merugikan,” kata Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin.
“Apalagi paparan informasi dalam bentuk digital melalui gadget yang dipegang anak-anak tidak terhindarkan yang dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku pergaulan antar lawan jenis.”
Seperti sebuah rencana yang baik adalah rencana yang dibuat sejak tahap awal, maka kepada anak-anak yang nantinya akan membentuk keluarga setelah beranjak dewasa, juga perlu dilakukan pembinaan. Tentu materinya disesuaikan dengan pemahaman dan kebutuhan anak-anak. Apalagi anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) saat ini sebagian sudah mulai mengenal aktivitas berpacaran yang apabila tidak dibekali pengetahuan perilaku bergaul yang sehat dapat menjerumuskan. Sebelum terlambat akibat ketidakpahaman sehingga anak-anak salah melangkah, maka pembekalan tentang kesehatan reproduksi dan perilaku yang benar dalam berinteraksi dengan lawan jenis perlu dilakukan sejak dini.
Berkenaan dengan pentingnya pengetahuan kesehatan reproduksi (Kespro) bagi anak usia SD maka Perwakilan BKKBN DIY pada Selasa, 1 November mengirimkan Fathurachman dan Zulismar Sri Hartati, untuk memberikan penyuluhan Kespro kepada murid-murid kelas 6 SD Budi Utama di Mlati Kabupaten Sleman.
Materi tentang pengetahuan Kespro diberikan oleh kedua narasumber ini, tentu penyampaiannya disesuaikan dengan apa yang perlu dipahami anak seusia mereka. Materi diberikan secara terpisah bagi siswa oleh dokter Fathur dan bagi siswi oleh Zulismar. Anak-anak terlihat sangat antusias menerima penjelasan dari kedua narasumber tersebut. Pertanyaan-pertanyaan aneh dan lucu bagi orang dewasa pun terlontar, seperti disampaikan oleh anak yang belum pernah mengalami mimpi basah yang bertanya apakah mimpi basah itu terasa sakit. Seorang murid bahkan ada yang tidak paham apa itu pengertian hubungan seks dan menanyakan bagaimana sperma pria bisa bertemu dengan sel telur wanita.
Selain materi kespro yang sesuai pemahaman anak, materi yang ditekankan oleh kedua narasumber adalah bagaimana perilaku yang sehat dalam bergaul dengan teman lawan jenis dan orang dewasa lainnya agar terhindar dari kemungkinan pelecehan dan kekerasan seksual.
Demikian pula diberikan materi tentang bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi mereka baik bagi anak laki-laki maupun bagi wanita merawat diri dan organ reproduksi saat mengalami menstruasi.
Disampaikan pula batas-batas sentuhan fisik yang dapat diterima dan tidak patut anak terima dari sesama teman maupun dari orang dewasa. “Jangan ragu untuk menyatakan keberatan atau menolak perlakuan dari orang lain termasuk dari orang dewasa jika mulai memberikan sentuhan fisik yang tidak pada tempatnya,” Zulismar menambahkan.
Demikian pula materi-materi apa yang layak dilihat anak melalui gawai yang dimilikinya.
“Tontonlah film dan video yang sesuai dengan umur kalian. Setiap film sudah dicantumkan peringatan umur yang sesuai. Patuhilah dan mintalah pendapat orang tua dan pengasuh mengenai tayangan yang cocok untuk kalian,” demikian dianjurkan oleh dokter Fathur.
Melalui para guru dokter Fathur juga menyampaikan pesan kepada para orangtua murid untuk mendampingi anak-anak agar bersikap terbuka dan tidak risih membicarakan konten-konten dalam gawai mereka agar paparan yang tidak pantas atau kecanduanmateri pornografi dapat dicegah.
Data dari Komisi Perlindungan Anak menunjukkan bahwa dalam kurun tahun 2016 – 2019 ditemukan kepemilikan konten pornografi oleh anak sebanyak 94 sampai 112 anak. Angka ini relatif konstan. Namun pada tahun 2020, saat pembelajaran dilaksanakan secara online akibat pandemi, kepemilikan materi pornografi yang ditemukan pada anak melonjak menjadi hampir empat kali lipat pada angka 386. Patut diduga bahwa waktu yang dihabiskan anak dengan gawai yang tidak terawasi orang tua menyebabkan akses kepada materi pornografi meningkat tajam.
Selain dilaksanakan pada SD Budi Mulia Sleman, penyuluhan yang sama juga diagendakan dilaksanakan di SD Muhammadiyah Sapen Kota Yogyakarta dan juga untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
Advertisement
Advertisement