Advertisement
Menoreh & Gunungkidul Utara Jadi Kawasan Paling Rawan Longsor di DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Kawasan Pegunungan Menoreh dan pegunungan sisi Utara Gunungkidul tercatat sebagai kawasan paling rawan longsor di DIY.
Oleh sebab itu, BPBD DIY meminta masyarakat yang tinggal di kawasan untuk waspada ketika terjadi hujan deras dengan intensitas cukup lama. Pasalnya, dalam kondisi tersebut sangat rawan terjadi tanah longsor.
Advertisement
“Rawan tanah longsor itu dari kajian dan ditetapkan agar mudah dipahami, kalau Kulonprogo itu kawasan Pegunungan Menoreh dari Kalibawang sampai Kokap itu kan banyak pegunungan lereng dan pemukiman warga di spot itu juga. Kalau Gunungkidul Ngawen, Patuk, Gedangsari, Semin atau pegunungan sisi utara yang rawan longsor,” kata Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana, Senin (21/11/2022).
Biwara menambahkan ketika terjadi hujan deras intensitas cukup lama dari biasanya, maka masyarakat di sekitar kawasan tersebut harus bersiap mengantisipasi tanah longsor. “Kalau sudah hujan deras, kami imbau agar warga di kawasan tersebut harus waspada,” katanya.
BACA JUGA: Korban Longsor Semin Ibu & Anak di Gunungkidul Belum Ditemukan, BPBD Ungkap Kendalanya
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji menambahkan DIY sebenarnya sudah melakukan berbagai mitigasi guna mencegah terjadinya dampak bencana sebelum musim hujan tiba. Mulai dari pemangkasan pohon rindang hingga melakukan koodinasi dengan BBWSSO terkait dengan antisipasi banjir.
Akan tetapi dalam perkembangannya kondisi bencana volumenya cukup tinggi seperti halnya banjir karena volume air yang melebihi normal hingga longsor yang menimbuan dua warga. “Saat ini di beberapa titik yang rawan itu kami upayakan agar bisa dipasang bronjong untuk mencegah terjadinya longsor,” katanya.
Dia mengimbau warga yang tinggal di kawasan rawan longsor terutama pada malam hari sebaiknya ada yang berjaga ketika terjadi hujan deras. Petugas jaga atau ronda secara bergantian ini perlu dilakukan untuk memantau titik rawan longsoran dan melakukan koordinasi dengan pihak berwenang seperti kalurahan dan Babinsa maupun Babinkamtibmas.
“Kalau diperlukan evakuasi supaya tidak terjadi korban segera dikomunikasikan. Giliran ronda supaya peringatan dini bisa kita siapkan jangan sampai tidur terlelap lalu terjadi kejadian. Petugas akan mengintensifkan patroli dan mengantisipasi tapi penduduk setempat tahu lebih jauh dengan kondisi di lapangan,” ujarnya.
Terkait dengan pembiayaan untuk kondisi darurat bencana, Pemda DIY sudah memiliki anggaran Rp40 miliar apda pos biaya tak terduga (BTT) yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk membantu kabupaten dan kota. “Pada prinsipnya aktivtias ini tidak tersedia secara spesifik tapi hasil koordinasi kebutuhannya seberapa kita cukupi dengan BTT [biaya tak terduga] yang ada mungkin berkembang sekarang butuh sekian nanti tambah lagi. Nanti bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Salut! Warga Selomartani Kalasan Bantu Pemudik Menuju Tol Jogja-Solo, Tak Terganggu Lalu Lintas Masuk Perkampungan
- PSBS Biak vs PSS Sleman: Terkena Akumulasi Kartu dan Alami Masalah Otot, Betinho Tak Bisa Perkuat Super Elja
- Yogyakarta Menuju Smart Region: Menjawab Potensi Krisis Ekonomi Global Lewat Budaya, Digitalisasi dan Inovasi
- Event Mei 2025: Ada Bethesda Heritage Fun Run, Ini Rutenya
- Bupati Bantul Ingatkan Keberadaan Rip Current, Pengunjung Pantai Parangtritis Diminta Waspada
Advertisement