Advertisement

Ini Daerah Rawan Gempa Bumi di DIY Menurut Pakar Geologi UGM

Anisatul Umah
Rabu, 23 November 2022 - 21:27 WIB
Bhekti Suryani
Ini Daerah Rawan Gempa Bumi di DIY Menurut Pakar Geologi UGM Foto ilustrasi. - Antara Foto

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--DIY dan Jawa Tengah punya sejarah gempa pada 2006. Daerah yang punya sejarah kegempaan, di masa yang akan datang berpotensi diguncang gempa lagi.

Dosen Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Gayatri Indah Marliyani mengatakan sampai saat ini masih terus dilakukan identifikasi garis-garis sesar untuk dilakukan pemetaan sehingga lebih akurat.

Advertisement

Di DIY sendiri ada beberapa sesar seperti opak, subduksi, progo, dengkeng, dan oya. Sesar yang sudah dipastikan aktif menurutnya adalah sesar opak. Sesar ini sejak 2006 konsisten memproduksi gempa meski kecil.

Sesar opak membentuk zona yang cukup lebar dari arah Parangtritis sampai ke Prambanan. Dari daerah Parangtritis kemudian ke Pleret, Piyungan, Prambanan semuanya dilewati zona sesar.

BACA JUGA: Kendaraan Parkir Sembarangan Bikin Malioboro Semrawut, Forpi Jogja Punya Buktinya

"Secara konsisten sesar opak terus bergerak. Tentu saja di area tersebut, di sekitar zona sesar ini harus tetap waspada karena sesar tersebut masif aktif," ucapnya kepada Harianjogja.com, Rabu (23/11/2022).

Kemudian ada zona subduksi yang berada di lepas pantai. Di zona tersebut ada sumber gempa yang bisa dirasakan getarannya. "Kalau ada gempa yang cukup besar kita bisa terdampak."

Sementara untuk patahan Oya sampai saat ini masih coba dipetakan. Menurutnya sistem patahan Oya dan Opak berdekatan dan saling berinteraksi.

"Untuk progo terus terang datanya masih kurang. Dengkeng juga, saya sendiri masih belum punya bukti yang kuat bahwa dia adalah sesar individu yang bisa aktif."

Lebih lanjut dia mengatakan siklus kegempaan harus dilihat jauh ke belakang. Tidak bisa hanya dari dua atau tiga kejadian lalu mengambil kesimpulan. Sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut lagi.

Gempa yang terjadi di DIY 2006 merupakan gempa darat sehingga memiliki daya rusak yang kuat. Hal ini dikarenakan hiposenter dari gempa berada di lokasi dangkal di bawah 10 km.

Energinya masih kuat untuk menghasilkan goncangan sehingga jika di lokasi tersebut banyak permukiman maka akan menyebabkan kerusakan yang signifikan. "Kalau lebih [10 km] kayak 50 km, 60 km dia sudah dianggap tidak terlalu dangkal," jelasnya.

Pakar geologi UGM Wahyu Wilopo mengatakan daerah yang sudah terpetakan oleh Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN), sebagian besar yang aktif adalah sesar opak, memanjang dari Kretek ke Prambanan. Terindikasi juga patahan yang menerus dari Prambanan ke arah Barat.

"Di mana dulu pada gempa 2006 menyebabkan kerusakan di daerah Gantiwarno, Bayat dan Cawas klaten," paparnya.

Daerah yang rawan terjadi gempa adalah yang dilewati sesar aktif, di antaranya wilayah Kretek, Pundong, Bambanglipuro, Jetis, Pleret, Piyungan, Berbah, Prambanan, Gantiwarno, Bayat, hingga Cawas. Sementara untuk sesar-sesar lainnya, kata Wahyu, belum terverifikasi sesar aktif.

"Namun demikian mungkin mereka juga bisa menjadi sesar aktif. Hal ini karena belum ada penelitian detail tentang sesar-sesar tersebut," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement