Advertisement
Cuaca Ekstrem Bakal Landa DIY 3 Bulan ke Depan, Begini Strategi BPBD DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA — Dalam tiga bulan ke depan DIY berpotensi terjadi cuaca ekstrem. Untuk menghadapinya, kesadaran, kepekaan dan kesiapan masyarakat perlu ditingkatkan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana mengatakan terkait dengan cuaca, mengacu pada BMKG Staklim Sleman akan memasuki puncak musim sampai Februari 2023. Dalam waktu itu berpotensi terjadi cuaca ekstrem, yaitu hujan intensitas tinggi, angin kencang, petir, dan sebagainya.
Advertisement
"Hujan kan peristiwa alam, yang terpenting adalah bagaimana peristiwa alam itu tidak berubah menjadi bencana," kata dia dalam gelar wicara yang digelar Harian Jogja bertajuk Strategi Tanggap Bencana DIY, Jumat (25/11/2022).
Menurut Biwara, peristiwa alam berubah jadi bencana ketika terjadi kerentanan yang harus dicegah. "Dalam waktu tiga bulan, bagaimana kesiapsiagaan kita karena potensi ancamannya [bencana] tinggi," ucap dia
Biwara mengatakan penanggulangan bencana pada masa tanggap darurat akan dipengaruhi dengan yang dilakukan pada masa pra bencana. "Kesiapsiagaan baik dari sisi kelembagaan, kultur, pemahaman," kata Biwara.
BACA JUGA: Belajar dari KLB Pidie, Ini yang Dilakukan Dinkes Jogja untuk Tekan Kasus Polio
Menurut Biwara, masyarakat harus kita siap siagakan dengan bencana melalui edukasi. "Masyarakat harus tahu ancamannya, merespon dengan cepat dan benar dengan pendekatan kelembagaan, misalnya kita bentuk Kelurahan Tanggap Bencana [KTB], Satuan Pendidikan Aman Bencana [SPAB]," katanya.
Kepala Forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) DIY, Taufiq AR mengatakan masyarakat perlu menyadari ancaman dan kerentanan di lingkungannya. Sehingga, menurutnya masyarakat dapat turut serta melakukan upaya pengurangan resiko bencana mulai dari keluarga, hingga perangkat desa melalui kebijakannya.
Taufiq mengatakan beberapa tahun lalu telah dilakukan kajian resiko di 438 kalurahan, dengan 301 di antaranya ada di kawasan rawan bencana. Dari 301 daerah rawan bencana tersebut menjadi prioritas. “Kami punya modal sosial keguyuban, kegotongroyongan, kami harap ini bisa dimaksimalkan untuk mewujudkan ketangguhan DIY,” kata Taufiq.
Intervensinya dalam menghadapi bencana dilakukan berbagai pihak mulai dari pemerintah DIY, pemerintah kabupaten/kota, Pemerintah Pusat, serta organisasi non-pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tidak Dapat Murid Baru, 10 SD di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
Advertisement
Advertisement