Advertisement

Promo Desember

Tanah Terus Bergerak, Jalur Piyungan Hanya Boleh Dilewati Kendaraan Kecil

Triyo Handoko, Sunartono, & Ujang Hasanudin
Senin, 28 November 2022 - 14:32 WIB
Budi Cahyana
Tanah Terus Bergerak, Jalur Piyungan Hanya Boleh Dilewati Kendaraan Kecil Petugas membersihkan tanah longsor yang menutup Jalan Jogja-Wonosari di Piyungan, Bantul, Jumat (25/11/2022) malam. - Istimewa/Polres Bantul

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Jalan Jogja-Wonosari di Piyungan, Bantul, hanya boleh untuk kendaraan kecil dan tidak boleh dilewati kendaraan besar seperti bus dan truk.

Kebijakan itu akan dikeluarkan karena jalan di sekitar Piyungan sampai dengan Patuk berada di kawasan tanah bergerak yang cukup aktif.

Advertisement

Jalur Piyungan-Patuk sudah dua kali terputus dalam satu bulan. Pada akhir Oktober lalu, sebagian ruas jalan tersebut ambrol. Kemudian, pada Jumat (25/11/2022), tebing jalan tersebut longsor dan menutup jalan.

Jalan Wonosari di Piyungan-Patuk berstatus jalan nasional dan menjadi jalur utama yang menghubungkan Kota Jogja dan Gunungkidul. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menyiapkan antisipasi agar konektivitas tidak terganggu.

Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) X yang menjadi pengelola teknis Kemenhub di DIY menyebut tingkat kerawanan longsor di Jl. Wonosari cukup tinggi. Kawasan di sekitar Piyungan-Pathuk memiliki karakteristik tanah bergerak yang cukup aktif.

Karakter tanah bergerak tersebut menyebabkan jalan sangat rawan longsor, retak, hingga ambles. Kepala Seksi Lalu Lintas BPTD X Agus Gunadi menyebutkan Kemenhub membangun talut dan menyiapkan regulasi untuk mengatur berat kendaraan yang dapat melewati Jl. Wonosari di Piyungan-Patuk.

“Dalam jangka pendek, kami bangun talut di sekitar tanah bergerak agar longsor dapat diantisipasi,” ujar dia, Sabtu (26/11/2022).

Talut masih dibangun di sekitar tebing-tebing pada kawasan Bukit Bintang. “Talut itu kami bangun agar longsoran tanah dari tebing tidak sampai masuk bahu jalan, seperti Jumat malam kemarin,” ujarnya.

Struktur tanah yang bergerak membuatnya lebih rentan dengan berat muat kendaraan. Kemenhub akan melarang kendaraan besar lewat Piyungan-Patuk.

BACA JUGA: Tok! UMP DIY 2023 Naik 7,6 Persen, Jadi Rp1,9 Juta

“Kalau kendaraan besar-besar lewat situ terus-menerus, aspal bisa makin parah. Beberapa kali sudah muncul retakan,” katanya.

Berat muat kendaraan yang bisa melewati Piyungan-Patuk, akan dibatasi. “Sejak bahu jalan longsor akhir Oktober lalu, kami sudah menyosialisasikan agar kendaraan berat khususnya yang bersumbu tiga tidak lewat situ,” kata dia.

Sosialisasi juga diberlakukan di terminal untuk awak bus pariwisata maupun bus antarkota antarprovinsi. “Kendaraan besar-besar kami minta lewat jalur Klaten, Cawas, nanti masuknya lewat Semin,” ujar dia.

Selanjutnya, Jl. Wonosari hanya boleh dilewati kendaraan ringan. “Nanti kalau jalan dari Prambanan ke Gedangsari sudah siap, kendaraan berat akan diarahkan lewat sana,” katanya.

Pejabat Pembuat Komitmen Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DIY Rokhmad Purnomo menyebut Jl. Wonosari akan diperuntukkan khusus kendaraan ringan. “Sejak longsor Jumat kemarin, Jl. Wonosari sudah bisa dilewati, tetapi hanya untuk kendaraan ringan, kendaraan berat kami minta tidak lewat,” ujar dia, Minggu (27/11/2022) sore.

BACA JUGA: Pemkot Jogja Segera Bangun Rusunawa Bener Tower 3, Segini Kapasitas Kamar yang Disiapkan

Saat ini jalur Prambanan ke Gedangsari masih dibangun dan tinggal menunggu penyelesaian ruas Prambanan-Gayamharjo. Saat ini ruas yang sudah digarap Pemda DIY adalah Gayamharjo di Prambanan, Sleman, menuju Ngalang di Gedangsari, Gunungkidul. Ada beberapa segmen yang akan tuntas pada 2023 tuntas. Jalur ini berada di selatan sungai di perbatasan Patuk dengan Prambanan.

Sementara, jalur yang belum digarap adalah Prambanan-Gayamharjo. Jalur ini dimulai dari Piyungan ke timur sampai Gayamharjo.

Pemda DIY berharap Pemerintah Pusat segera membangun jalur Prambanan-Gayamharjo agar beban Piyungan-Patuk berkurang.

Kepala Dinas PUP-ESDM DIY Anna Rina Herbranti mengatakan Pemda DIY telah lama mengusulkan pembangunan ruas Prambanan-Gayamharjo ke Kementerian PUPR agar bisa segera terkoneksi dengan ruas Tawang-Ngalang yang telah dibangun menggunakan APBD DIY. Ruas jalan ini sebagian telah selesai dan tinggal menunggu ruas Prambanan-Gayamharjo sehingga dapat terkoneksi langsung ke Gading, Playen, Gunungkidul. Dengan demikian, pengendara tidak harus melewati jalur Piyungan-Patuk.

“Gubernur [DIY] sudah mengirimkan surat kepada Menteri PUPR mengenai pembangunan ruas jalan Prambanan-Gayamharjo yang bisa terkoneksi sampai Gading. Surat itu sudah dikirim sejak awal 2022 ini dan kami berharap ini segera bisa direalisasikan,” katanya, Sabtu.

BACA JUGA: Sepekan, Gunung Merapi Keluarkan 13 Kali Guguran Lava

Pemda DIY saat ini sedang mengebut pengerjaan sambungan jalur ini dengan membuka jalan baru di Tawang-Ngalang yang akan terkoneksi ke Gading, Playen, Gunungkidul. Proyek pembangunan jalan Tawang-Ngalang dibagi menjadi lima segmen.

Pada 2021 konstruksi pada Segmen I telah dibangun dengan panjang 1,9 kilometer, juga Segmen V sepanjang 1,4 kilometer. Adapun untuk tahun anggaran 2022, Segmen IV akan dengan panjang jalan sekitar 3,4 kilometer dengan anggaran Rp81 miliar menggunakan APBD DIY. Jalur ini akan terkoneksi langsung dengan ruas Prambanan-Gayamharjo.

Pembebasan lahan untuk ruas Prambanan-Gayamharjo ditangani Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Sleman. Jalur Prambanan-Gayamharjo juga terkoneksi dengan Exit Toll Jogja Solo di Bokoharjo.

“Kalau bisa sebelum dibangun atau beroperasinya Tol Jogja Solo, ruas Prambanan-Gayamharjo dibangun dulu, ini nanti akan menjadi jalur alternatif dan secara geografis lebih bagus,” katanya.

BACA JUGA: Cegah Longsor di Bukit Bintang, Bahu Jalan Akan Diperkuat

Tebing di sisi Jalan Jogja-Wonosari longsor di Kilometer 16 , Watu Ponggok, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Bantul, yang longsor pada Jumat malam sudah dipulihkan. Jalan sudah kembali normal dan bisa dilintasi kendaraan. Namun pengendara yang melintasi jalur tersebut diminta hati-hati karena ada penyempitan jalan.

Lokasi longsor tersebut tepat di bawah Angkringan Prayogo atau kiri jalan dari arah Jogja. Lokasi longsor tersebut tepat berada sekitar 100 meter dari lokasi yang sempat longsor sebelumnya di kanan jalan dari arah Jogja.

Polisi memasang pembatas jalan atau water barrier agar pengendara tidak terlalu mepet ke pinggir demi keamanan dan keselamatan pengendara kendaraan dari dua jalur baik di lokasi longsor baru maupun longsor yang lama yang sedang ditangani oleh Satker Pelaksana Jalan Nasional.

Kanit Keamanan dan Keselamatan Satlantas Polres Bantul, Ipda Ni Ketut Reni Juliani mengatakan lokasi longsor sudah steril sejak Jumat tengah malam dan sudah bisa dilintasi oleh kendaraan dari dua arah setelah ditangani menggunakan alat berat.

Reni mengatakan selama Sabtu-Minggu terjadi antrean kendaraan, terutama kendaraan wisatawan.

Ia menyarankan untuk kendaraan roda empat yang bermuatan besar untuk mencari jalur alternatif lainnya. “Ada dua jalur alternatif yang bisa dilewati, yakni jalur Imogiri Bantul dan juga bisa melalui jalur Cawas Klaten. Walaupun kedua jalur alternatif tersebut juga sama-sama ekstrem. Jadi pengendara diminta hati-hati,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejaksaan Tahan Panglima Komando Pertahanan Korsel, Diduga Terlibat Kudeta

News
| Sabtu, 14 Desember 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik

Wisata
| Jum'at, 13 Desember 2024, 21:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement