Dinas Kebudayaan DIY Gelar Diskusi Perkembangan Festival di DIY
Advertisement
JOGJA — Dinas Kebudayaan Kota Jogja mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) di Hotel Horison Ultima Riss, Kelurahan Sosromenduran, Kemantren Gedongtengen, Rabu (30/11/2022).
Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIY, Yuliana Eni Lestari Rahayu menyatakan sebagai kota festival, banyak festival di Jogja yang diselenggarakan oleh masyarakat maupun komunitas.
Advertisement
“Kita tahu Yogyakarta adalah kota festival sudah dinobatkan menjadi kota festival yang melebihi negara lain. Festival yang diselenggarakan di Yogyakarta banyak yang diselenggarakan oleh masyarakat dan komunitas, dan juga dari pemerintah daerah kota maupun kabupaten,” katanya.
Eni mengatakan ada beberapa festival legendaris yang telah diselenggarakan dalam kurun waktu lama.
“Ada festival berjenjang, sendratari itu sudah usianya 52 tahun. Itu tidak pernah berhenti, dua tahun Covid tetap berjalan. Setelah sendratari turun ke festival ketoprak. Festival ketoprak sudah ada tim pembinaannya: pembinaan ketoprak, pembinaan bahasa sastra, dan tari,” katanya.
Namun, Eni mengatakan hingga kini belum ada buku yang mengulas mengenai ketoprak.
“Festival ketoprak belum terlacak sudah usianya. Tapi yang pasti dari tahun ke tahun sudah ada, sudah menghasilkan tokoh ketoprak legendaris,” katanya.
Selain itu, Eni juga mengatakan ada festival legendaris lainnya: festival karawitan, festival teater, festival upacara adat, serta Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY).
Eni mengatakan Festival Kebudayaan Yogyakarta diawali dari Festival Kesenian Yogyakarta. Awalnya Festival Kesenian Yogyakarta, kemudian setelah 30 tahun berubah namanya menjadi Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY).
“Baru empat tahun berjalan ini, dari 2019 K-nya itu berubah menjadi kebudayaan,” kata Eni.
“Ranahnya Jogja itu tangible dan intangible, maka festival unggulannya, katanya yang diunggulkan Festival Kebudayaan Yogyakarta, Festival Kesenian Yogyakarta,”
Perubahan tersebut dilakukan untuk menaungi pelaku budaya tangible dan intangible. “Teman-teman intangible dan tangible ada yang butuh naungan. Maka kita sepakati yang K-nya kesenian berubah jadi kebudayaan,” kata Eni.
Dalam diskusi tersebut dilakukan diskusi terkait pelaksanaan festival selama ini, selain itu ada juga pencalonan FKY. Karena FKY jadi cikal bakal kita festival di Jogja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Harmonisasi Ketoprak, Wayang, dan Tari dalam Ampak-Ampak ing Panolan
Advertisement
Berita Populer
- Catat! Ini Jadwal SIM Keliling Sleman Bulan Desember 2024
- Jalur Terbaru Trans Jogja: Keliling Kota Jogja, Sleman dan Bantul
- Catat! Jadwal Terbaru SIM Keliling Gunungkidul Desember 2024
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Bantul Senin 9 Desember 2024
- Cara Mengurus Balik Nama BPKB Motor dan Mobil Tanpa Perantara, Ini Syaratnya
Advertisement
Advertisement