UNESCO Tetapkan Glagah sebagai Masyarakat Siaga Tsunami
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO -- Kalurahan Glagah, Kulonprogo resmi ditetapkan sebagai masyarakat siaga tsunami atau Tsunami Ready Community oleh The Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO (IOC). Glagah menjadi satu dari sedikit wilayah di dunia yang ditetapkan sebagai kawasan Tsunami Ready Community.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, Setyoajie Prayoedhie menerangkan Glagah resmi ditetapkan sebagai Tsunami Darurat Community pada November 2022 lalu. "Kami kan mengusulkan dua lokasi tahun ini, di Kulonprogo dan Gunungkidul. Alhamdulillah yang di Kulonprogo itu sudah mendapatkan pengakuan dari Unesco bukan hanya dari nasional," terangnya dikutip pada Minggu (25/12/2022).
Advertisement
BACA JUGA : Video Lawas Warga Jogja Termakan Isu Tsunami Beredar
Saat dilakukan asesmen kesiapan masyarakat, perangkat maupun stakeholder terkait, Glagah dinyatakan layak untuk mendapatkan sertifikasi dari Unesco. Ajie menyebut pekan depan ada satu lagi wilayah di Indonesia yang bakal ditetapkan sebagai kawasan Tsunami Ready Community.
Kalurahan Glagah menjadi daerah kedua setelah Benoa yang telah ditetapkan sebagai Tsunami Ready Community pertama di Indonesia. "Di Glagah untuk di Indonesia itu yang kedua," ucapnya.
Pada tahun 2023, Ajie berencana mengajukan empat lokasi untuk ditetapkan sebagai masyarakat siaga tsunami. Keempat wilayah tersebut rencananya akan ditargetkan ada di Bantul. "Ada [tahun depan] rencana kita, kita akan mengajukan empat lokasi di Bantul. Akan kita coba usulan," tuturnya.
BACA JUGA : Tahun Ini Anggaran EWS Tsunami Dipangkas Rp75 Juta
"Maka nanti kita mau coba koordinasi dulu dengan teman-teman BPBD, kira-kira wilayah-wilayah mana yang memang sudah layak untuk kita dampingi, untuk kita assitensi termasuk kita usulkan ke Tsunami Ready Board. Karena nanti ada proses asesmen kesiapan masyarakat di sana, jadi nanti ketika sudah lengkap akan kita usulkan ke UNESCO juga," lanjutnya.
Melalui status dari Unesco tersebut diharapkan sebagai masyarakat lebih tangguh terhadap tsunami dan dapat mengimplementasikan langkah mitigasi maupun respon bila terjadi tsunami. "Artinya mereka benar-benar masyarakat yang sudah tangguh tsunami, awas dan juga bisa meminimalisir dampak akibat tsunami," tambahnya.
"Mulai dari tahapan mitigasinya, sepeti menyiapkan rambu, tempat evakuasi, maupun pelatihan-pelatihan yang harus rutin dilakukan. Seperti yang sudah mereka nyatakan melalui dokumen-dokumen," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
Advertisement
Advertisement