Advertisement

Promo November

Sekolah Terdampak Tol Jogja-YIA Akan Diregrouping

Catur Dwi Janati
Senin, 16 Januari 2023 - 09:27 WIB
Sunartono
Sekolah Terdampak Tol Jogja-YIA Akan Diregrouping Petugas pengukuran jalan tol Solo-Jogja merampungkan pekerjaannya di Kranggan, Polanharjo, Klaten, Kamis (6/8/2020). - Solopos.com/Ponco Suseno

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO -- Disdikpora Kulonprogo telah mematangkan upaya regrouping sejumlah sekolah di Kulonprogo. Langkah regrouping ini rencananya bakal dilakukan pada sekolah dengan minim murid dan sekolah terdampak tol. 

Kepala Disdikpora Kulonprogo, Arif Prastowo menerangkan upaya regrouping sejumlah sekolah kemungkinan akan dilakukan pada 2023. Langkah regrouping ini menyasar sekolah dengan murid yang minim dan sekolah yang bakal terdampak proyek pembangunan tol. 

Advertisement

"Kami juga sedang menunggu ini yang kena jalur, kepastian yang kena jalur tol itu. IPL-nya seperti apa, luas trasenya itu ada di mana, sehingga kami memperhitungkan nanti sekolah-sekolah itu apakah di-regroup," terangnya dikutip pada Minggu (15/1/2023).

BACA JUGA : Ini Alasan Pembangunan Tol Jogja YIA Didahulukan daripada

Di sekolah yang minim murid, regrouping direncanakan akan dilakukan pada SDN Ngrojo. Pasalnya sekolah tersebut hanya memiliki belasan murid di satu sekolahan.  

"Yang kami regroup rencananya baru satu ini yang SDN Ngrojo yang ada di Nanggulan tersebut. Karena muridnya hanya sedikit, hanya 14 itu," ujarnya. 

Wacananya, belasan siswa di SDN Ngrojo akan dipindahkan ke sekolah terdekat. Sementara gurunya akan didistribusikan ke sekolah-sekolah lain yang membutuhkan, termasuk aset sekolah yang di-regrouping bakal ditata kembali. 

"Kami sedang mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan misalnya pendayagunaan sumber daya manusianya, gurunya kan harus kita atur lagi. Kemudian muridnya, mau digabung dengan sekolah mana. Kami sudah mulai membuat rencana-rencana yang matang sehingga nanti targetnya di tahun ajaran baru, sekolah-sekolah itu bisa kami lakukan penggabungan," jelasnya.

BACA JUGA : Belum Ada Investor Masuk Sekitar Jalan Tol Jogja YIA

Pada kasus sekolah yang terdampak jalur tol, upaya regrouping tak menjadi satu-satunya opsi bisa diimplementasikan. Semisal karena sesuatu hal sekolah terdampak tol tadi tidak bisa di-regroup, proses pembelajaran dapat dipindahkan ke bangunan baru. Namun opsi ini tentu perlu melewati proses panjang seperti pencarian lahan dan sebagainya.

"Apakah kami harus pindahkan ke lokasi yang lain. Tentu kan kami harus pikirkan juga tentang lahan, yang mana yang paling tepat. Nanti proses pengadaan lahannya seperti apa, makanya kami sebenarnya menunggu kepastian IPL dari proyek jalan tol itu," ujarnya. 

Bila keputusannya adalah memindah sekolah ke lahan lain, bukan regrouping, maka siswa sekolah tersebut kemungkinan akan belajar di bangunan sementara dulu. "Itu tentu saja, jadi dalam waktu itu ya harus ada di tempat yang kita pilih nanti, dimana yang memungkinkan," tuturnya. 

BACA JUGA : Konsultasi Publik Tol Jogja-YIA Akan Digelar Januari 2023

Sebelumnya pada 2022, Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY, Krido Suprayitno menjelaskan perkiraan luas tanah dibutuhkan dalam proyek tol Jogja mencapai kurang lebih 5.033.696 meter persegi dengan perkiraan jumlah bidang yang dibutuhkan mencapai sekitar 6.173 bidang. Ada tiga kabupaten terdampak, meliputi 11 Kapanewon dan 30 Kalurahan.

Separuh dari bidang tanah proyek pembangunan tol Jogja berada di Kulonprogo. Total 3335 bidang tanah dengan luas 3.443.166 meter persegi di Kulonprogo. Bidang-bidang tersebut mencakup enam Kapanewon dan 17 Kalurahan dan satu Kelurahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement