Advertisement

Mahasiswi UMBY Diduga Bunuh Diri Karena Biaya Kuliah, Ini Kata APTISI

Anisatul Umah
Senin, 20 Februari 2023 - 12:47 WIB
Jumali
Mahasiswi UMBY Diduga Bunuh Diri Karena Biaya Kuliah, Ini Kata APTISI Ilustrasi kematian - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Muhammad Budi Djatmiko angkat bicara terkait kejadian bunuh diri yang diduga dilakukan oleh mahasiswi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY).

BACA JUGA: Mahasiswi UMBY Diduga Bunuh Diri Karena Biaya Kuliah, Ini Kata Kampus

Advertisement

Mahasiswi tersebut diduga tidak kuat memikirkan biaya kuliah sebelum memilih mengakhiri hidupnya di Embung Tambakboyo, Kalurahan Condongcatur, Kapanewon Depok, Sleman.

Atas kejadian tersebut, APTISI menyampaikan turut berbelasungkawa dan berharap kejadian semacam ini tidak terulang lagi.

Menurutnya jika benar korban bunuh diri karena masalah kuliah, maka perlu dicarikan jalan keluar. Mahasiswa bisa mengadu ke dosen wali.

"PTS tentu punya cara agar tidak terulang kembali kejadian ini. Dan harus dicari motif sesungguhnya. Apa yang melatar belakangi, benar masalah kuliah atau masalah lainnya," katanya kepada Harianjogja.com, Senin (20/2/2023).

Ia menjelaskan, rata-rata uang kuliah per semester yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah Rp2,4 juta untuk akreditasi C atau baik.

Diberikan kepada masyarakat kurang mampu untuk bisa masuk ke perguruan tinggi di Indonesia. Artinya masyarakat kurang mampu bisa kuliah dimana saja sesuai dengan minatnya.

"Namun KIP yang dikeluarkan pemerintah hanya 200.000 saja tiap tahun. Sedangkan rata-rata pertahun mahasiswa baru ada 2,5 juta. Jadi pemerintah hanya mengalokasikan 8 persen dari total mahasiswa yang masuk perguruan tinggi," jelasnya.

Secara persentase masih sangat kurang, karena angka partisipasi kasar perguruan tinggi sekitar 32-34 persen. Menurutnya akibat pandemi Covid-19 hampir semua PTS memiliki masalah, khususnya PTS menengah dan kecil. Hantaman di sektor ekonomi karena pandemi Covid-19 membuat kemampuan bayar kuliah sangat rendah.

Kondisi ekonomi yang kurang baik, membuat orang tua akan terlebih dahulu memprioritaskan pendidikan anaknya di tingkat dasar sampai menengah. Orang tua akan memilih anaknya yang kuliah sementara cuti atau membantu orang tua bekerja.

"Tren secara nasional PTS dalam menghadapi Covid-19 tidak ada kenaikan biaya kuliah yang signifikan, hanya PTS tertentu ya menaikan biaya kuliah. Khusus di Jogja dari pengamatan APTISI pun sama," jelasnya.

Menghadapi mahasiswa yang tidak mampu kuliah, ia berharap perguruan tinggi tetap memberikan kesempatan kuliah sampai yang bersangkutan bisa membayar. Perguruan tinggi juga harus kreatif memberdayakan mahasiswa kurang mampu. Memberikan kompensasi pemotongan hingga membebaskan biaya semesteran.

"Tapi jika terlalu banyak mahasiswa semacam ini tentu kampus jua kerepotan. Cara lain juga mahasiswa harus kreatif untuk mencari beasiswa dan atau mencari pekerjaan yang sifatnya freelance dan tidak mengganggu perkuliahan," harapnya.

Sebelumnya, sesosok mayat mahasiswi UMBY ditemukan di embung Tambakboyo. Korban diduga tidak kuat memikirkan biaya kuliah. Polisi masih menunggu hasil visum untuk memastikan penyebab kematian mahasiswi UMBY tersebut. Kapolsek Depok Timur Kompol Endar Isnianto mengatakan belum bisa dipastikan penyebabnya, karena bisa juga korban terpeleset.

"Belum ada hasil dari rumah sakit, bisa juga terpeleset. Tapi memang ada masalah finansial di kampus, infonya memang ada," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement