Advertisement
Jangan Pamer Kemewahan, Advokat Baru Diminta Fokus Membangun Kualitas Diri

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) mendorong para advokat di wilayah Jogja untuk fokus mengasah kapasitas dan kemampuan di bidang hukum. Profesi sebagai advokat yang dipilih mestinya diikuti dengan peningkatan profesionalitas, bukan semata untuk mengikuti tren atau gaya-gayaan.
Ketua Umum Peradi Otto Hasibuan mengatakan, profesi advokat belakangan tengah melejit lantaran ulah sejumlah oknum yang mempertontonkan gaya hidup mewah dan bergelimang harta. Perilaku ini menurutnya merupakan sebuah kesalahan paradigma untuk mendidik pandangan masyarakat terhadap profesi itu.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
BACA JUGA : Pimpinannya Dicopot Buntut Viral Gaya Hidup Mewah
"Itu bisa berdampak pada niat orang yang mau jadi advokat salah paradigma dan salah tafsir," kata Otto saat mengangkat 131 orang menjadi advokat Peradi wilayah DIY, Jumat (3/3/2023).
Menurutnya, membangun cara berpikir terhadap kemewahan dan harta yang berlimpah pada profesi advokat berpotensi membuat profesi ini akan disalahgunakan. Advokat disinyalir akan menghalalkan segala cara bahkan melanggar kode etik profesi saat menjalankan tugas demi memperoleh uang.
"Uang memang sangat perlu dan sah mereka dapatkan, tetapi kalau berpikir jadi advokat supaya dapat uang dia akan memiliki paradigma yang keliru dan berpotensi menghalalkan segala cara untuk apa uang, padahal uang itu konsekuensi logis dari pekerjaannya," ujarnya.
Para advokat yang baru diangkat, kata dia mestinya fokus menegakkan supremasi hukum dan memastikan hak mendapatkan bantuan hukum mampu diakses seluruh elemen masyarakat. Kejujuran dan integritas dari profesi yang diemban harus dipegang teguh dalam penanganan kasus hukum.
BACA JUGA : Jam Tangan Mewah Seharga Rp60 Juta Milik Warga
"Memang banyak yang perlu diedukasi, makanya saya sarankan kepada semua advokat yang baru diangkat bahwa mereka harus pintar dan jujur. Ketika dia pintar tapi tidak jujur orang tidak akan mau pakai, begitu juga sebaliknya," katanya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Bosan dengan Makanan Nusantara, Ini 5 Menu Buka Puasa dari Beragam Negara
Advertisement
Berita Populer
- Pembinaan Rohani Kristiani di Sleman Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam
- Makanan dengan Kandungan Berbahaya dan Kadaluwarsa Diawasi Ketat di Sleman
- Cegah Klitih, Polda DIY Sebar Petugas di Seluruh Wilayah
- Mahfud MD Beri Tanggapi Kasus Perdagangan Orang
- Dishub Bantul Temukan Banyak Jip Wisata Tak Layak Jalan, Ini Rekomendasinya
Advertisement
Advertisement