Advertisement
Cegah Banjir, Kelurahan Gedongkiwo Galakkan Pembuatan Biopori
![Cegah Banjir, Kelurahan Gedongkiwo Galakkan Pembuatan Biopori](https://img.harianjogja.com/posts/2023/03/20/1129647/1-1-biopori-10068.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kelurahan Gedongkiwo melakukan sosialisasi pembangunan biopori di wilayahnya pada Sabtu (18/3/2023). Sosialisasi tersebut dimaksudkan agar masyarakat Gedongkiwo turut berpartisipasi dalam pembangunan biopori yang diinisiasi kelurahan.
Biopori jadi pilihan utama penanganan sampah di kelurahan yang berada di Kemantren Mantrijeron, Jogja ini. Plt Lurah Gedongkiwo Dewi Utami Pratamarini menjelaskan pembangunan biopori di kelurahan dalam tahap asesmen.
Advertisement
BACA JUGA : Mantrijeron Siapkan Puluhan Biopori untuk Tampung Sampah
“Kami belajar dari Kelurahan Mantrijeron yang sudah lebih dulu menggencarkan biopori, termasuk juga menggandeng konsultan pembangunan agar nantinya biopori yang dibangun lebih optimal dan tidak menyalahi yang ada,” jelasnya, Minggu (19/3/2023).
Dewi menjelaskan ada beberapa titik yang sudah dilakukan asesmen untuk dibangun biopori. “Karena ini untuk menangani sampah, kami udang masyarakat luas juga agar turut berpartisipasi nantinya. Biopori yang menggunakan nantinya juga masyarakat, sehingga biar teredukasi juga cara merawat biopori tersebut,” katanya.
Sekretaris Kelurahan Gedongkiwo Efi Widiastuti menyebut masyarakatnya antusias dengan pembangunan biopori ini. “Pembangunan biopori juga bagian dari hasil Musrenbang dimana usulan masyarakat sendiri, sehingga pasti antusias dan siap berpartisipasi,” ujarnya, Minggu siang.
BACA JUGA : Antisipasi Kekeringan, DLH Bantul Galakkan Ribuan Biopori
Efi menjelaskan usulan biopori untuk penanganan sampah di kelurahannya dipilih karena beberapa pertimbangan. “Biopori dipilih karena outputnya nanti bisa digunakan masyarakat luas yaitu kompos, selain itu lebih ramah lingkungan dan juga dapat membantu pencegahan banjir. Lahan juga tersedia, jadi cara biopori ini yang dipilih untuk mengurangi sampah organik,” jelasnya.
Di Gedongkiwo, jelas Efi, banyak masyarakat yang membutuhkan pupuk untuk aktivitas pertanian yang mereka lakukan. “Bebera daerah kami terutama yang di dekat bantaran kali juga rawan banjir, jadi lewat biopori ini sekaligus untuk mencegahnya karena air bisa masuk lubang biopori dan sampah organik juga tidak akan meluber malah mempercepat pembusukannya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Kehabisan Bekal, Warga Sumut Nekat Curi Uang Infak Toilet Musala di Sragen
- Ribuan Orang di Pasar Jongke Berebut Foto dan Bingkisan Presiden Jokowi
- Gibran Minta Teguh Prakosa Berjejaring dengan Pemerintah Pusat dan Pengusaha
- Tepergok Curi Ponsel Marbot Masjib, Pemuda Karangmalang Sragen Ditangkap Warga
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Dinkes Buka Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Selama Bantul Creative Expo 2024 di Pasar Seni Gabusan
- Anggaran Terbatas Jadi Kendala Pembentukan Kalurahan Tangguh Bencana di Bantul Tahun Ini
- Sejarah Terulang, Pembangunan Talud dan Pagar Makam di Kampung Mrican Menjadi Sasaran TMMD
- Coklit Rampung 100 Persen, KPU DIY Segera Menyusun DPS Pilkada 2024
- Terlibat Mafia Tanah Kas Desa, Lurah Caturtunggal Agus Santoso Segera Dipecat
Advertisement
Advertisement