Advertisement
Cegah Banjir, Kelurahan Gedongkiwo Galakkan Pembuatan Biopori
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kelurahan Gedongkiwo melakukan sosialisasi pembangunan biopori di wilayahnya pada Sabtu (18/3/2023). Sosialisasi tersebut dimaksudkan agar masyarakat Gedongkiwo turut berpartisipasi dalam pembangunan biopori yang diinisiasi kelurahan.
Biopori jadi pilihan utama penanganan sampah di kelurahan yang berada di Kemantren Mantrijeron, Jogja ini. Plt Lurah Gedongkiwo Dewi Utami Pratamarini menjelaskan pembangunan biopori di kelurahan dalam tahap asesmen.
Advertisement
BACA JUGA : Mantrijeron Siapkan Puluhan Biopori untuk Tampung Sampah
“Kami belajar dari Kelurahan Mantrijeron yang sudah lebih dulu menggencarkan biopori, termasuk juga menggandeng konsultan pembangunan agar nantinya biopori yang dibangun lebih optimal dan tidak menyalahi yang ada,” jelasnya, Minggu (19/3/2023).
Dewi menjelaskan ada beberapa titik yang sudah dilakukan asesmen untuk dibangun biopori. “Karena ini untuk menangani sampah, kami udang masyarakat luas juga agar turut berpartisipasi nantinya. Biopori yang menggunakan nantinya juga masyarakat, sehingga biar teredukasi juga cara merawat biopori tersebut,” katanya.
Sekretaris Kelurahan Gedongkiwo Efi Widiastuti menyebut masyarakatnya antusias dengan pembangunan biopori ini. “Pembangunan biopori juga bagian dari hasil Musrenbang dimana usulan masyarakat sendiri, sehingga pasti antusias dan siap berpartisipasi,” ujarnya, Minggu siang.
BACA JUGA : Antisipasi Kekeringan, DLH Bantul Galakkan Ribuan Biopori
Efi menjelaskan usulan biopori untuk penanganan sampah di kelurahannya dipilih karena beberapa pertimbangan. “Biopori dipilih karena outputnya nanti bisa digunakan masyarakat luas yaitu kompos, selain itu lebih ramah lingkungan dan juga dapat membantu pencegahan banjir. Lahan juga tersedia, jadi cara biopori ini yang dipilih untuk mengurangi sampah organik,” jelasnya.
Di Gedongkiwo, jelas Efi, banyak masyarakat yang membutuhkan pupuk untuk aktivitas pertanian yang mereka lakukan. “Bebera daerah kami terutama yang di dekat bantaran kali juga rawan banjir, jadi lewat biopori ini sekaligus untuk mencegahnya karena air bisa masuk lubang biopori dan sampah organik juga tidak akan meluber malah mempercepat pembusukannya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Apesnya Philippe Troussier, 2 Kali Dipecat setelah Kalah dari Timnas Indonesia
- Golkar Menang Banyak! Bisa Usung Calon Sendiri di Pilkada 2024 di 7 Daerah Ini
- Gadis SMP asal Jatinom Klaten yang Hilang saat Beli Teh Ditemukan di Kartasura
- Menjamurnya Kedai Kopi, Berkah bagi Perajin Gula Aren di Banyubiru Semarang
Berita Pilihan
Advertisement
Suplemen Diet Jepang Akibatkan 100 Orang Dirawat dan Lima Orang Meninggal
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement