Advertisement
Tarik Minat Wisata Sungai, Warga Bantaran Winongo Gelar Festival Budaya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Warga Kampung Notoyudan, Kelurahan Pringgokusuman, Gedongtengen, Kota Jogja menggelar Festivasl Budaya bertajuk Mbangun Gumregah Mbangun Kutha, Minggu (19/3/2023). Kegiatan itu digelar untuk meningkatkan daya Tarik wisata terhadap bantaran sungai yang sudah tertata rapi.
Ketua Panitia Festival Budaya Sigit Parwanto menjelaskan kegiatan itu diisi dengan kirab budaya yang menampilkan berbagai kesenian dan hasil bumi dari warga sekitar. Kirab tersebut mengelilingi kampung sekitar bantaran Sungai Winongo sekaligus untuk mengenalkan berbagai budaya yang berkembang di masyarakat.
BACA JUGA : Ubah Sungai Winongo Jadi Asri, Warga Pringgokusuman
“Smeua warga mengikuti dan semangatnya sangat tinggi dalam kegiatan ini, keliling kampung dengan berbagai kesenian budaya di pinggiran Winongo,” kata Sigit.
Ia mengatakan melalui festival budaya tersebut warga memiliki harapan agar ke depan masyarakat menyadari bahwa bantaran sungai yang selama ini sering dicap kumuh namun saat ini sudah bersih. Selain itu warga sekitar sudah memiliki kesadaran memelihara lingkungan mulai dari hal kecil dengan tidak membuang sampah ke sungai.
“Sejak dibangun oleh Pemkot Jogja, saat ini warga sangat antusias berkegiatan di bantaran sungai dan mereka berkomitmen menjaga kebersihan sungai karena sekarang sudah bersih dan menarik,” katanya.
Selain itu, Sigit memiliki harapan melalui festival tersebut bantaran Winongo di kampungnya dapat dikenal masyarakat untuk dapat dikunjungi sebagai destinasi wisata sungai. Dengan berbagai fasilitas yang telah tersedia, ia meyakini sungai bisa menjadi alternatif tujuan wisata bagi masyarakat.
BACA JUGA : Bersihkan Sungai, Warga Tegaskan Sungai Jadi "Halaman
“Harapan kami demikian bisa menjadi alternatif destinasi wisata,” ujarnya.
Selain itu, festival juga untuk menguatkan potensi budaya dan ekonomi kampung sekaligus menjadi media untuk membangun kolaborasi antar pemangku kepentingan dan komunitas. Muaranya untuk mewujudkan budaya bermukim yang aman sehingga dapat memperkuat Keistimewaan DIY.
“Kegiatan ini menampilkan upacara dengan tajuk bebakal, cecikal dan tetinggal untuk menggambarkan keberhasilan dan harapan dalam mewujudkan keamanan bermukim bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Kota Jogja. Selain itu ada pelaku UMKM juga terlibat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kejar Target PAD, BKAD Kulonprogo Gerilya Tagih Piutang ke Wajib Pajak
- Temu Usaha Forkom UMKM Digelar di Sleman, Ini yang Diminta dari Pelaku UMKM
- Parkir Liar Jalan Pasar Kembang Ditertibkan, Pj Wali Kota: Terima Uang, Mereka Langsung Kabur
- Perumahan di Caturtunggal dan Condongcatur Berdiri di Tanah Kas Desa, 8 Orang Dipanggil Satpol PP
- Long Weekend, Objek Wisata di Sleman Bakal Diserbu Pengunjung
Advertisement
Advertisement