Advertisement
Waspada! Ratusan Sapi di Bantul Terserang Penyakit Lato-Lato
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Jumlah sapi yang terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau dikenal dengan istilah lato-lato di Bantul terus bertambah. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat mencatat sampai 30 Maret 2023 ini total ada 552 ekor sapi yang terpapar lato-lato.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bantul, Agus Riyadmadi mengatakan hampir semua hewan ternak yang terserang lato-lato adalah sapi. Sebaran sapi terserang LSD ada di 17 kapanewon. “LSD ditemukan paling banyak di kapanewon Pajangan dengan jumlah 111 kasus,” katanya, saat diubungi Kamis (30/3/2023).
Advertisement
BACA JUGA : Penyakit Lato-Lato di Sleman Capai 1.088 Kasus
Kemudian disusul Pundong dengan temuan 62 kasus, kapanewon Sedayu dengan 55 kasus, kapanewon Jetis 42 kasus, dan kapanewon Bantul sebanyak 41 kasus. Sementara di kapanewon Pleret dan Kretek tercatat masing-masing ada 35 kasus, Imogiri 32 kasus, Bambanglipuro 27 kasus, serta kapanewon lain dengan rata-rata 10 sampai 20 kasus.
Adapun untuk wilayah dengan kasus terendah ada di Dlingo dengan temuan satu kasus dan Pandak empat kasus. Agung mengatakan upaya yang dilakukan selama ini untuk hewan yang terserang Lato-lato adala dengan pengobatan. Sementara pencegahannya melalui vaksinasi
Namun ia tak menampik kalau capaian vaksinasi LSD di Bantul masih rendah. Hingga akhir bulan ini saja baru 180 ekor ternak yang telah divaksinasi. Minimnya capain vaksinasi sapi karena belum ada lagi distribusi dari pemerintah pusat. Sehingga vaksinasi pun baru bisa diprioritaskan terhadap ternak-ternak yang sehat agar tidak tertular.
BACA JUGA : Kasus Penyakit Lato-Lato di Sleman Terus Bertambah
“Kami sudah mengajukan sejak Januari sebanyak 3.500 dosis. Namun yang sudah terdistribusi baru 180 dosis,” ujarnya.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo mengatakan meski banyak sapi yang terjangkit LSD, namun penularannya tak semasif penyakit mulut dan kuku atau PMK yang sempat menyebar di Bantul beberapa waktu lalu.
Menurutnya pada LSD ini pengobatannya relatif murah dan sapi cepat sembuh. “Tingkat fatalitasnya rendah namun yang penting peternak harus menjaga kandang tetap bersih,” ujarnya.
Joko meminta para peternak memperhatikan kebersihan kandang hewan ternaknya. Selain itu mengkarantina hewan yang terkena LSD. Langkah karantina ternak yang sakit dinilai sangat penting dilakukan karena mayoritas penyebaran kasus LSD diwilayahnya disebabkan oleh cathak atau kutu hewan ternak. “Cathak menggigit hewan ternak dan menghisap darahnya,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dukung Ketahanan Pangan, TNI AD Tingkatkan Status Lima Korem Jadi Kodam
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Angka Kasus PMK Ternak Menurun, Pasar Hewan Imogiri Bantul Segera Dibuka Lagi
- Pemkab Gunungkidul Bakal Pangkas Anggaran Fisik hingga Rp61 Miliar
- Kapolres Gunungkidul Beri Penghargaan Penyelamat Korban Pantai Drini
- Sampah di Gunungkidul Diusulkan Diolah Jadi Keripik Bahan Bakar Pabrik Semen
- Kasus Siswa Tenggelam di Pantai Drini Berbuntut Panjang, Keluarga Korban Tewas Lapor Polisi
Advertisement
Advertisement