Advertisement

Setelah Tiga Hari Tak Pulang, Anak di Jogja Dilaporkan Hilang: Ternyata Dijebak Prostitusi

Triyo Handoko
Jum'at, 14 April 2023 - 18:12 WIB
Budi Cahyana
Setelah Tiga Hari Tak Pulang, Anak di Jogja Dilaporkan Hilang: Ternyata Dijebak Prostitusi Kasat Reskrim Polresta Jogja AKP Archye Nevadha (tengah) menunjukan bukti kasus prostitusi anak, Jumat (14/4/2023). - Harian Jogja/Triyo Handoko

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Seorang ibu rumah tangga di Kemantren Wirobrajan, Jogja berinisial BHT melaporkan anaknya yang tak pulang selama tiga hari ke Polresta Jogja pada Januari lalu. Hasil penelusuran polisi menunjukan anak tersebut terjebak prostitusi online.

Kasat Reskrim Polresta Jogja, AKP Archye Nevadha menyebut anak BHT yang dilaporkan hilang tersebut adalah AR, 15, perempuan. “Setelah kami kembangkan kasusnya, ternyata AR bukan satu-satunya korban, ada korban anak lain, total ada enam orang,” jelasnya, Jumat (14/4/2023).

Advertisement

Korban prostitusi anak tersebut adalah AR, 15, asal Jogja; AP, 17, asal Cilacap; AS, 16, asal Sleman; DN, 16, asal Cilacap; HN, 16, asal Ngawi; SOR, 18, asal Cilacap. “Ada juga korban dengan usia dewasa yaitu RR, 36, asal Jogja,” terang Archye.

Archye mengatakan para korban dikenalkan oleh para pacarnya ke tersangka. “Karena mereka butuh pekerjaan dihubungkanlah ke tersangka, mereka tak tahu jika dijadikan PSK hingga akhirnya diprostitusikan oleh tersangka,” jelasnya.

BACA JUGA: Prostitusi Anak di Jogja Terbongkar, Korban Dijerat dengan Utang

Semua korban, menurut Archye, tak pernah diberi upah saat dijadikan pekerja seks oleh tersangka. “Selama bekerja tak pernah diberikan upah hanya dicukupi kebutuhannya, terutama makan saja,” katanya.

Setiap korban dijajakan oleh tersangka, jelas Archye, dengan harga Rp200.000 sekali kencan dalam waktu satu jam. “Keuntungan rata-rata para tersangka dalam sehari Rp1 juta,” ujarnya.

Lima tersangka yang sudah ditangkap Polresta Jogja adalah WD, 35, laki-laki, warga Sleman; PNY, 34, perempuan, warga Jogja; DDK, 38, laki-laki, warga Madiun; AH, 23, laki-laki, warga Lampung; dan FAN, 23, laki-laki, warga Sleman. “WD berperan untuk merekrut anak-anak tersebut sekaligus mucikarinya, PNY berperan sebagai mucikari juga, sedangkan DDK, FAN, dan AH sebagai operator media sosial agar mendapat pelanggan,” jelas Archye.

Para tersangka disangkakan melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. “Para tersangka tak pernah memberikan upah atas praktik prostitusi yang mereka lakukan pada para korban yang bertugas sebagai PSK,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan IKN Capai 80 Persen

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement