Waspada Bencana Kekeringan! 1 Dusun di Gunungkidul Mulai Minta Dropping Air

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—BPBD Gunungkidul akan menggelar rapat koordinasi dengan kapanewon untuk menghadapi musim kemarau yang diperkirakan lebih panjang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pertemuan salah satunya membahas tentang data terdampak kekeringan di Gunungkidul.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul, Sumadi mengatakan, sudah mempersiapkan armada dan personel untuk menghadapi musim kemarau. Selain itu, juga telah mengalokasikan anggaran droping air bersih ke masyarakat.
Advertisement
“Saat kemarau pasti ada yang kesulitan mendapatkan air bersih. Sebagai contoh, tahun lalu ada tujuh kapanewon yang mengajukan bantuan ke BPBD,” kata Sumadi, Rabu (24/3/2023).
BACA JUGA : Hindari Gagal Panen, Petani di Lahan Rawan Kekeringan Diminta Tanam Palawija
Dia menjelaskan, dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan dengan kapanewon untuk membahas berkaitan dengan dampak kekeringan. Berdasarkan prediksi dari BMKB, ada potens kemarau di tahun ini lebih panjang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Adanya koordinasi bagian dari pemetaan wilayah terdampak kekeringan. Pertemuan akan diselenggarakan setelah peringatan Hari Jadi Gunungkidul,” katanya.
Selain itu, koordinasi juga sebagai upaya mengetahui secara pasti warga yang mengalami krisis air bersih. “Data ini sangat penting karena menyangkut kebijakan dalam penanganan. Makanya dilakukan penddataan untuk mengetahui pasti jumlah warga terdampak kekeringan,” ungkapnya.
Disinggung mengenai permintaan air bersih di awal musim kemarau, Sumadi mengakui sudah melaksanakan penyaluran air bersih bagi warga di Dusun Sumber, Planjan, Saptosari. Bantuan yang disalurkan sebanyak 15 tangki.
BACA JUGA : Masuk Kemarau, BPBD Bantul: Belum Ada Warga Minta Dropping Air
“Baru satu dusun ini. Sebab, hingga sekarang belum ada laporan tambahan wilayah yang mengajukan permintaan bantuan air bersih,” katanya.
Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, tahun ini mengalokasikan anggaran droping air bersih sekitar Rp230 juta. Diharapkan, pagu ini bisa untuk menyalurkan air bersih sebanyak 1.000 tangki.
“Dana yang ada untuk kebutuhan membeli air, BBM hingga operasional kendaraan pengangkut,” katanya.
Menurut dia, total ada lima armada tangki pengakut air yang dimiliki BPBD. Seluruh armada akan diterjunkan pada saat ada permintaan yang masuk. “Untuk tambahan armada baru belum ada rencana,” katanya.
Disinggung mengenai potensi rawan terdampak karena perkiraan kemarau yang lebih panjang, Purwono mengakui akan terus berkoordinasi dengan BMKG. Selain itu, untuk alokasi anggaran disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
“Kalau nanti dirasa kurang, maka kami bisa mengajukan tambahan pada saat pembahasan APBD Perubahan 2023,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Keji! Tak Dikirimi Uang Istri, Pria di Magetan Tega Aniaya Anak Kandungnya
- 17 Unit Damkar Solo dan Soloraya Turut Padamkan Kebakaran Gudang Rongsok
- Mengenal Jagaboy, Inovasi Andalan Boyolali di Innovative Government Award 2023
- Wawali: Pemkot Fokus Padamkan Api di Gudang Rongsok, Data Warga, dan Dapur Umum
Berita Pilihan
Advertisement

Jambore Stroke: 1.000 Kursi Roda Disiapkan untuk Penderita Stroke
Advertisement

Danau Toba Dikartu Kuning UNESCO, Sandiaga: Ini Jadi Alarm
Advertisement
Berita Populer
- Simak Jadwal KA Bandara YIA Hari Ini, 3 Oktober 2023
- Berikut Jadwal Keberangkatan Bus Damri Tujuan YIA dan Tarifnya
- Jadwal Pemadaman Listrik di Sleman, Wonosari, dan Wates 3 Oktober 2023
- Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini, 3 Oktober 2023: Cerah Sepanjang Hari
- Rute Lengkap Trans Jogja Hari Ini Berikut Tarifnya
Advertisement
Advertisement