Advertisement

Wisatawan Mengeluh Macet dan Parkir Mahal, Begini Solusi Pemkot Jogja..

Anisatul Umah
Selasa, 06 Juni 2023 - 17:07 WIB
Arief Junianto
Wisatawan Mengeluh Macet dan Parkir Mahal, Begini Solusi Pemkot Jogja.. Ilustrasi tarif parkir / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sektor pariwisata menjadi salah satu tulang punggung perekonomian di Kota Jogja. Meski demikian masih ada beberapa keluhan dari masyarakat terkait dengan pariwisata Jogja. Mulai dari kemacetan hingga ongkos parkir. 

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja, Agus Arif Nugroho menjelaskan kondisi lalu lintas Kota Jogja belum dikatakan macet. Pasalnya kendaraan masih bisa berjalan dengan lancar meski melambat. Dia menyebut yang dikatakan macet jika kendaraan tidak bisa bergerak selama berjam-jam.

Advertisement

Menurutnya terjadinya perlambatan di jalan adalah hal yang wajar sebagai kota destinasi wisata. Artinya banyak masyarakat yang berkunjung dan berwisata ke Jogja. Salah satu yang perlu dipahami adalah kebiasaan masyarakat yang masih menggunakan kendaraan pribadi, sehingga menimbulkan kepadatan lalu lintas.

"Kalau enggak macet Jogja gak akan jadi kota wisata, kami sadari habit orang masih menggunakan transportasi pribadi," ucapnya ditemui di Balai Kota Jogja, Selasa (6/6/2023).

BACA JUGA: Berlibur ke Jogja, Hindari 18 Jalan Rawan Macet Ini

Dia menjelaskan langkah yang bisa diambil untuk mengurai kepadatan adalah dengan manajemen rekayasa lalu lintas. Memaksimalkan infrastruktur yang ada misalnya dengan pemberlakuan jalan satu arah.

"One way traffic kayak di jalan Gondomanan ini coba dikomparasikan dengan 3-4 tahun lalu. Jadi mengomparasikannya enggak lantas dengan persepsi, tetapi dengan data. Seperti apa Jalan Mataram, Jalan Suryotomo dan Pasar Kembang, kan mengalir," ujar dia.

Selain dengan rekayasa lalu lintas, dia juga mengajak masyarakat untuk mau beralih ke transportasi publik. Sehingga kepadatan di jalan bisa ditekan. Dia mengibaratkan jalanan sebagai ember yang diisi air terus menerus dengan kapasitas yang sama maka akan meluber.

"Kalau enggak semua pihak berkontribusi mau seperti apapun jalan, mau dilebarin kayak apa pun, kalau ditambah terus [kendaraan]. Kalau enggak ada peran serta semua pihak ini jadi mustahil [terurai], meskipun cara-cara lain juga kami lakukan," ucap dia.

Selain keluhan macet, wisatawan di Kota Jogja juga mengeluhkan soal parkir nuthuk. Menanggapi hal ini Agus mengatakan itu adalah persepsi masyarakat. Sebab ongkos parkir yang ada sudah sesuai dengan Perda Perparkiran. Jika ada yang tidak sesuai aturan, Dishub menegaskan akan ditindak.

Dia mencontohkan ada yang mengeluh parkir Rp50.000 Mobil Elf di Senopati. Padahal ongkos parkir tersebut sudah sesuai dengan aturan. "Ini salah satu strategi, kota dengan daya tampung dan daya dukung yang kecil kami mau enggak mau harus berlakukan yang premium.  Di transportasi namanya push, dorong orang ke transportasi publik dan pull salah satunya tarif parkir. Lalu jalan berbayar road pricing itu namanya, ganjil genap," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan di situasi tertentu rekayasa lalu lintas seperti ini harus dilakukan. Sebab limpahan volume kendaraan yang tinggi. "Oleh karena itu saya mohon pemahaman didukung management lalu lintas," lanjutnya.

Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo mengatakan pembangunan pariwisata Jogja tidak hanya terfokus di Malioboro. Tetapi akan dikembangkan juga lokasi-lokasi lain sehingga bisa menjadi alternatif wisata, misalnya Kotabaru.

Menurutnya kendala dalam mengembangkan pariwisata di Jogja adalah keterbatasan pada lahan. Sehingga lebih fokus ke pemberian makna terhadap destinasi yang sudah ada. "Kemudian dinarasikan dengan story telling, juga dibalut dengan ekonomi kreatif. Ini juga bagaimana kami hadirkan pariwisata yang berkualitas. Kami mencoba untuk tidak mendasarkan pada kuantitas," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas

News
| Rabu, 24 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement