Dituntut 20 Tahun Penjara, Terdakwa Pembunuhan Pengusaha Jogja Morgan Onggowijaya Siap Ajukan Pembelaan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dua terdakwa pelaku pembunuhan terhadap pengusaha Jogja Morgan Onggowijaya dituntut dengan hukuman 20 tahun penjara oleh Jaks Penuntut Umum (JPU). Sejalan dengan itu terdakwa siap mengajukan pledoi atau pembelaan.
Kedua terdakwa yang dituntut 20 tahun penjara adalah GK, 19 dan RO, 19. Tuntutan itu disampaikan JPU Suyatno dan Nurmaya dalam sidang yang dihelat di Pengadilan Negeri Kota Jogja, Kamis (15/6/2023). Berdasarkan penilai JPU, kedua terdakwa melakukan pembunuhan berencana atas peristiwa yang menggegerkan Jogja yaitu membunuh Morgan Onggowijaya pada 23 November 2022. Sehingga didakwa melanggar Pasal 340 jo 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Advertisement
BACA JUGA : Babak Akhir Sidang Kasus Pembunuhan Pengusaha
Sidang yang dipimpin Hakim Ketua Gabriel Siallagan, JPU menyampaikan hal yang memberatkan GK karena dinilai berbelit-belit. Adapun keterangan yang memberatkan RO karena korban Morgan Onggowijaya merupakan kakeknya sendiri yang selama ini mengasuhnya.
Kuasa Hukum RO Iwan Kuwardi menyatakan kesiapannya mengajukan pledoi atau pembelaan atas tuntutan tersebut. Adapun sidang pembacaan pledoi itu akan digelar pada 3 Juli 2023. Ia menilai tuntutan yang diajukan JPU kepada RO dengan penerapan Pasal 340 jo 55 ayat 1 ke-1 KUHP tidak memberikan rasa keadilan.
“Karena klien kami, bukan pelaku pembunuhan, melainkan dia turut serta melakukan pembunuhan. Harusnya dikenakan Pasal 56 KUHP karena RO hanya membantu,” kata Kuswadi dalam keterangannya, Kamis (16/6/2023).
Ia menambahkan dalam fakta persidangan semua alat bukti yang diajukan Jaksa baik keterangan saksi maupun alat bukti digital forensik tidak dapat membuktikan niat RO membunuh kakeknya dalam hal ini korban. "Jadi seharusnya tuntutan lebih ringan dari pelaku utama," katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Kuasa Hukum Terdakwa GK, Hariyanto. Ia siap mengajukan pledoi atau tuntutan tersebut. Menurutnya tuntutan JPU tergolong berlebihan. Alasannya banyak hal yang tidak terungkap namun dijadikan sebagai dasar tuntutan. “Banyak asumsi-asumsi yang tidak ada dalam persidangan namun di pakai sebagai pertimbangan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bertemu SBY Bahas Tahun Politik 2024 di Istana Bogor, Jokowi: Yang Dibicarakan Rahasia
Advertisement

Danau Toba Dikartu Kuning UNESCO, Sandiaga: Ini Jadi Alarm
Advertisement
Berita Populer
- Melihat Yoni Peninggalan Kerajaan Hindu di Panggungharjo
- Program Padat Karya DIY Menyerap Tenaga Kerja 34.656 Warga DIY
- Pencermatan Rancangan DCT, KPU DIY Terima Perubahan dari Sejumlah Parpol
- Penutupan Selokan Mataram, Dinas Pertanian DIY Berupaya Minimalkan Dampak
- Agar Penonton Menikmati Pertunjukan, Wayang Jogja Night Carnival Hadirkan Tribun Berbayar
Advertisement
Advertisement