BPBD Sleman Siapkan 145.000 Liter Air untuk Hadapi Kekeringan Tahun Ini
Jum'at, 23 Juni 2023 - 17:27 WIB
Maya Herawati
Kegiatan dropping air bersih di Tempel dan Seyegan oleh BPBD Sleman tahun 2022 - ist / BPBD Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyiapkan sejumlah skenario pencegahan dan reapon menghadapi potensi kekeringan di Sleman. Setidaknya 29 tangki dengan kapasitas 5.000 liter air per tangkinya disiapkan BPBD Sleman untuk menghadapi potensi kekeringan tahun ini.
Secara tegas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Bambang Kuntoro mengungkapkan bila BPBD telah siap siaga menghadapi potensi bencana kekeringan di Sleman. Sebelumnya BMKG merilis informasi peringatan bencana kekeringan di delapan kapanewon di Sleman, meliputi Berbah, Depok, Gamping, Kalasan, Minggir, Ngemplak, Prambanan dam Seyegan.
Namun hingga akhir Juni, BPBD belum ada laporan wilayah kekeringan di Sleman. Termasuk di sejumlah wilayah yang sebelumnya disebutkan berpotensi mengalami kekeringan.
"Sampai dengan saat ini, belum ada laporan dan hasil pantauan serta monitoring BPBD dan tim serta relawan setempat tentang kekeringan atau kekurangan air baku di wilayah yang diperkirakan mengalami kekeringan sesuai prakiraan BMKG," katanya, Jumat (23/6/2023).
Kendati demikian, BPBD Sleman telah menyiapkan upaya-upaya penanganan kekeringan. Di antaranya lewat penerbitan Keputusan Bupati Sleman tentang Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi No.19.2 /Kep. KDH/2023 sejak 10 Maret 2023 lalu yang di dalamnya mengatur langkah-langkah antisipasi bencana kekeringan. Selain itu BPBD Sleman juga tengah menyiapkan 29 tangki air dengan masing-masing tangkinya 5000 liter air untuk dropping air ke lokasi-lokasi kekeringan.
Merujuk pengalaman sebelumnya, kekeringan di Sleman sempat terjadi di wilayah Banyurejo, Tempel yang melanda Padukuhan Tangisan, Plambongandan Jambeyan. Selain itu wilayah Susukan I dan Susukan II, Margakoton, Sayegan juga sempat mengalami kekeringan sebelumnya.
"Kekeringan yang terjadi karena dampak revitalisasi Selokan Mataram. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak akan koordinasi bila akan ada revitalisasi Selokan Mataram dengan OPD terkait, sehingga tidak berdampak buruk atau kekeringan," ujarnya.
Sementara wilayah Prambanan seperti Gayamharjo, Sambirejo, Wukirharjo, dan sebagian Sumberharjo yang dulu sempat rawan kekeringan, kini pasokan airnya mulai stabil. Sejak dibangunnya pompa dari PDAM pada 2020 lalu, kebutuhan air kawasan tersebut kini disuplai dari mata air Padukuhan Pendekan, Tirtomartani, Kalasan.
"Air dinaikkan ke bak penampung di wilayah tertinggi di Prambanan lalu diluncurkan secara gravitasi ke hidran umum di beberapa wilayah dan di sambungan rumah di wilayah Prambanan. Sehingga mulai tahun 2020 kawasan tersebut telah terlayani melalui Organisasi Pengelola dan Pemakai Air, PDAM serta Pamsimas Desa yang merupakan program DPUPKP Sleman," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
News
| Sabtu, 23 November 2024, 14:07 WIB
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
- Relawan Posko Rakyat 45 Kerahkan Dukungan ke Pasangan Afnan-Singgih
- Hiswana Migas DIY Dorong Pemilik 4 SPBU yang Ditutup agar Lakukan KSO untuk Kelancaran Distribusi BBM
Advertisement
Advertisement