Advertisement

Temuan Kasus di Piyungan Belum Optimal, ACF Diterjunkan untuk Deteksi TBC

Ujang Hasanudin
Jum'at, 07 Juli 2023 - 13:27 WIB
Sunartono
Temuan Kasus di Piyungan Belum Optimal, ACF Diterjunkan untuk Deteksi TBC Petugas kesehatan sedang menjelaskan hasil skrining TBC kepada warga sasaran dalam kegiatan Active Case Dinding (ACF) atau penemuan kasus TBC secara aktif melalui kegiatan Rontgen dada di Kalurahan Srimartani, Kapanewon Piyungan, Bantul, Jumat (7/7/2023). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin.

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Puskesmas Piyungan terus berupaya mengeliminasi kasus tuberculosis (TBC), salah satunya melalui Active Case Finding (ACF) atau kegiatan penemuan kasus TBC secara aktif pada populasi umum melalui pemeriksaan rontgen bersama komunitas Zero TB Yogyakarta.  Kegiatan ACF ini dilaksanakan di Kalurahan Srimartani, Kapanewon Piyungan, Bantul, Jumat (7/7/2023).

Kepala Puskesmas Piyungan, Sigit Hendro Sulistyo mengakui penemuan kasus TBC di wilayahnya masih belum optimal. Dari target temuan 108 kasus tahun ini baru ditemukan sebanyak 31 kasus yang terdiri dari kalurahan Sitimulyo 12 kasus, Srimulyo 11 kasus, dan Srimartani delapan kasus. “Temuan kasus TB ini masih dibawah target, masih di bawah 50%,” katanya.

Advertisement

Bahkan temuan kasus yang sama di tahun lalu juga masih sekitar 20-an kasus di tiap kalurahan. Pihaknya meyakini di wilayahnya masih banyak kasus TBC yang belum diketahui karena masyarakat menganggap bahwa TBC aib, atau masyarakat menganggap bahwa tanda-tanda TBC seperti batuk sudah biasa sehingga tidak memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

BACA JUGA : Ada 1.323 Kasus TBC di Jogja, 62 Orang Meninggal Dunia

Padahal kasus TBC merupakan penyakit yang menular dan berbahaya jika tidak segera diobati. Karena itu penanganan kasus TBC memerlukan lintas ektor, salah satu yang dilakukan adalah melalui ACF bersama Zero TB Yogyakarta di bawah Fakultas Kedokteran UGM.

Zero TB Yogyakarta merupakan sebuah inisiatif penanggulangan TBC yang berlandaskan tiga elemen, yakni penemuan kasus secara aktif, pengobatan yang efektif, dan pencegahan TBC pada kontak serumah dengan penderita. Inisiatif ini bertujuan untuk menurunkan kasus TBC di DIY dengan menyusun dan melaksanakan kegiatan yang komprehensif dan melibatkan multi sektor.

Dalam kegiatan ACF di Piyungan ini sasarannya sebanyak 120 orang dari tiga kalurahan. “Sebanyak 120 orang tersebut dipilih untuk dilakukan skrining dengan kriteria kontak erat dengan penderita TBC serumah yang sudah ditemukan sebelumnya, orang dengan HIV [ODHIV], dan penderita diabetes militus,” ujarnya.

Proses skrining diawali dengan pemeriksaan mulai dari tensi, cek gula darah dan skrining kejiwaan. Kemudian diskrining gejala TB. Setelah itu dilakukan rontgen dada melalui mobie rontgen.

“Kalau ada indikasi dilakukan TST [Tuberculin Skin Test] untuk mengetahui ada dan tidaknya bakteri TB. Jika ada indikasi kemudian dilakukan tes dahak. Kemudian diagnosis akhir. Jika positif TB dilakukan pengobatan. Kalu ditemukan TB laten atau ada bakteri TB namun belum sampai bergejala dilakukan terapi pencegahan,” paparnya.

BACA JUGA : Angka Kasus TBC di Sleman Terus Meningkat, Waspadai

Project Manajer Zero TB Fakultas Kedokteran UGM, Betty Nababan mengatakan hasil skrining dari kegiatan ACF tersebut nantinya akan menjadi data untuk penanganan selanjutnya. Data itu kemudian akan disampaikan ke dinas kesehatan tingkat kabupaten dan DIY untuk dievaluasi dan dianalisis. “Misalnya di satu kapanewon menemukan kasus bakterologi TB tinggi diperluas skrining dan langsung koordinasi bersama stakeholder terkait,” katanya.

Menurutnya skrining TB melalui rontgen dengan alat rongen mobile merupakan inovasi dari institusi Pendidikan UGM tepatnya Pusat Kedokteran Tropis dalam mengeliminasi TBC untuk mendukung program pemerintah bebas TB. Skrining TBC dengan cara jemput bola ini akan dilakukan di setiap kapanewon di DIY. Upaya itu sudah mendapat dukungan dari Gubernur DIY agar skrining TBC dilakukan ke semua wilayah di DIY dari yang tadinya hanya beberapa kapanewon.

Pihaknya membantu pemerintah untuk menemukan orang yang terinfeksi bakteri TB sebanyak-banyaknya kemudian dilakukan penanganan, baik pengobatan, hingga pencegahan. Sebab TBC merupakan penyakit infeksius yang jika tidak segera diobati bakal menularkan kemana-mana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Korban Tewas Akibat Baniir dan Longsor di Kabupaten Luwu Jadi 14 Orang

News
| Sabtu, 04 Mei 2024, 19:37 WIB

Advertisement

alt

Mencicipi Sapo Tahu, Sesepuh Menu Vegetarian di Jogja

Wisata
| Jum'at, 03 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement