Advertisement

Promo November

Kasus Sapi Mati Mendadak Kembali Ditemukan di Playen

David Kurniawan
Kamis, 13 Juli 2023 - 16:37 WIB
Maya Herawati
Kasus Sapi Mati Mendadak Kembali Ditemukan di Playen Sapi / Ilustrasi freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kasus kematian sapi secara mendadak di Gunungkidul kembali terjadi. Kali ini ditemukan di Dusun Ngasemrejo, Ngawu, Playen, Gunungkidul.

Kapolsek Playen, AKP Sigit Teja Sukmana mengatakan, sapi yang mati mendadak dimiliki oleh Cipto Wiyono. Sebelum mati, pemilik sempat memberikan minuman konsentrat polar dengan campuran air kedelai.

Advertisement

Saat itu, kondisi sapi sudah lemah dengan gejala perut kembung. Pada Rabu malam akhirnya mati untuk kemudian dikebumikan. “Untuk mengurangi risiko penularan antraks di lokasi penguburan juga disiram formalin oleh petugas kesehatan hewan,” katanya.

Dia berharap kepada masyarakat untuk tidak panik serta saat menemukan hewan ternak mati mendadak langsung dikubur. “Tujuannya untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit,” katanya.

Kepala Dusun Ngasemrejo, Sugeng Riyadi membenarkan adanya sapi mati secara mendadak di wilayahnya. Ia tidak menampik sapi tersebut sempat disembelih dengan dalih untuk mengempeskan perut yang kembung.

BACA JUGA: Sumber Air di Dekat Laut, Warga Panggang Gunungkidul Terpaksa Beli Air Rp200.000 per Tangki

“Tujuannya memang untuk mengempeskan perut dan tidak ada upaya mengkonsumsinya,” katanya.

Menurut dia, sapi itu langsung dikuburkan serta diambil sampel untuk mengetahui pasti penyebab kematian. Namun, hingga Kamis (13/7/2023) sore, Sugeng mengakui belum mendapatkan hasil tes tersebut.

“Kami menduga kematian terjadi karena keracunan makanan. Tapi, untuk kepastian masih menunggu hasil pengetesan,” katanya.

Terpisah, Kepala Disnak Kabupaten Gunungkidul Wibawanti membenarkan sapi milik warga Ngasemrejo, Ngawu, Playen mati mendadak. Namun demikian pihaknya belum memastikan apakah terpapar antraks.

Hingga sekarang pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium guna memastikan penyebab kematian. Ia berharap kasus penyebaran antraks bisa dikendalikan.

Oleh karenanya, Wibawanti meminta masyarakat untuk tidak menyembelih hewan ternak yang mati secara mendadak. Langkah ini sebagai upaya mengurangi risiko penyebaran bakteri yang menjadi sumber penyakit.b“Kalau disembelih maka bisa menyebar. Jadi, lebih baik langsung dikubur guna mengurangi risiko penularan,” katanya.

Menurut dia, upaya pencegahan terus dilakukan. Selain memberikan sosialisasi ke masyarakat, juga dilakukan pemberian suntikan anti biotic dan vaksinasi kepada hewan ternak di seputaran temuan kasus.

“Untuk detailnya masih kami himpun. Tapi, upaya penyuntikan untuk pencegahan ke hewan ternak terus dilakukan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pilkada 2024: Megawati Akan Mencoblos di TPS Kebagusan

News
| Senin, 25 November 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement