Advertisement

Kisah Sukses Mahasiswa Jogja Berbisnis Fesyen dengan Omzet Ratusan Juta, Bawa Isu Ramah Lingkungan

Sunartono
Senin, 17 Juli 2023 - 01:47 WIB
Sunartono
Kisah Sukses Mahasiswa Jogja Berbisnis Fesyen dengan Omzet Ratusan Juta, Bawa Isu Ramah Lingkungan Foto ilustrasi JFT 2023. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Seorang mahasiswa Fakultas Pertanian UPN Veteran Jogja, Isa Setiawan sukses meniti karier sebagai pebisnis muda meski belum lulus dari kampus perguruan tinggi negeri tersebut. Ia memulai usaha fesyen dari nol dengan modal menyisihkan gajinya sebagai kurir hingga kini memiliki omzet jutaan rupiah setiap bulan. Menariknya ia selalu mengangkat isu lingkungan di setiap produk.

Membuka usaha memang sudah cukup lama dijalani Isa sejak menjadi mahasiswa. Mulai dari berjualan dari satu tempat ke tempat lainnya hingga bekerja untuk menambah dukungan biaya pendidikannya. Sampai akhirnya ia bekerja di salah satu brand fesyen Farah Button sebagai kurir hingga dipercaya sebagai General Affair. Gaji hasil bekerja itulah yang ia kumpulkan di angka Rp10 juta untuk dijadikan modal berjualan produk baju buatannya sendiri.

Advertisement

BACA JUGA : Jelang Lebaran, Gerai Fesyen Mulai Diserbu Pengunjung

“Saya produksi sendiri seperti pakai santai untuk pria, lalu saya titipkan di gerai awalnya. Saya memulai sekitar 2022 pembuatan baju ini. Benar-benar modal dari menyisihkan gaji kerja dari jadi kurir itu,” kata mahasiswa semester akhir ini di sela-sela pelaksanaan Jogja Fashion Trend 2023 di Pakuwon Mall Jogja.

Soal pemilihan bahan fesyen, Isa sangat idealis. Ia anti dengan bahan-bahan yang sulit terurai dan tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu ia meminimalisasi menggunakan polyester dan memilih lebih banyak bahan katun dan linen yang berasal dari serat tumbuhan. Idealisme ini tidak lepas dari pemahaman Isa sebagai mahasiswa bahwa kain berbahan polyester butuh waktu puluhan tahun untuk bisa terurai.

Meski dari sisi biaya lebih mahal namun ia tetap memilih metode dengan memasukkan produk pada kategori  premium. Contoh lain, benang yang digunakan untuk menjahit pun tidak memakai nilon dan tetap menggunakan benang katun. “Tetapi sebenarnya masih bisa terjangkau karena bisa dijual di bawah Rp200.000, saat ini ada tren juga di masyarakat dalam menggunakan baju-baju berbahan ramah lingkungan,” ujarnya.

Di sisi lain, Isa memiliki komitmen lewat usahanya dalam membantu para aktivitas lingkungan dalam menjaga lingkungan ini tetap stabil. Salah satunya dengan meminimalisasi kain berbahan yang sulit diurai.

“Kami semangatnya mari sama-sama menjaga bumi ini, perubahan iklim sudah sangat terasa. Kami juga berharap brand-brand besar ini juga memperhatikan isu lingkungan dalam memproduksi. Kami sebagai brand lokal sudah memiliki komitmen itu,” kata mahasiswa asal Godean, Sleman ini.

BACA JUGA : Puluhan Desainer Adu Karya Fesyen Tren 2023 di Jogja 

Saat ini ia melibatkan sebanyak 200 penjahit UMKM lokal dengan delapan orang karyawan secara khusus mengurus penjualan. Omzet per bulan berada di angka ratusan juta dengan jumlah antara 3.000 hingga 5.000 potongan pakaian terjual.

Lewat brand Gorilland buatannya ia ikut dalam JFT 2023 dengan menampilkan baju santai khusus untuk pria. Saat ini ia telah memiliki sebuah putlet di sebuah pusat perbelanjaan di Tegal dan melayani jual beli secara online. “Harapannya kami bisa terus berkembang dan memberikan manfaat bagi pelaku UMKM jahit,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PKB dan PPP Kerjasama Hadapi Pilkada Serentak 2024

News
| Selasa, 30 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement