Advertisement
Satu Lagi Warga Semanu Gunungkidul Positif Penyakit Antraks

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul memastikan salah seorang warga di Dusun Semuluh Lor, Ngeposari, Semanu positif terkena penyakit antraks. Dengan temuan ini maka kasus antraks terjadi di dua lokasi di Gunungkidul.
Lokasi pertama berada di Dusun Jati, Candirejo, Semanu. Adapun kasus terbaru berada di Dusun Semuluh Lor, Ngeposari, Semanu.
Advertisement
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, hasil tes ulang antraks di Dusun Jati terhadap 145 orang sudah keluar. Total ada 45 warga yang dinyatakan positif penyakit antraks.
Selain itu, tes antraks juga dilakukan di Dusun Semuluh Lor, Ngeposari, Semaun. Pengetesan bermula adanya dua warga yang bergejala mirip penyakit antraks.
Baca juga: Cek Biaya Kuliah Kampus Swasta dan Negeri di Jogja
“Total ada 22 orang yang dites. Hasilnya, satu warga yang suspek dipastikan tertular penyakit antraks. Untuk 21 warga lainnya dinyatakan negarif,” katanya, Selasa (25/7/2023).
Dewi menjelaskan, dengan hasil tes ini maka kasus penyakit antraks ditemukan di dua lokasi yang berbeda. Satu kasus berada di Dusun Jati yang penularannya terjadi lebih awal, sedang kasus satunya berada di Dusun Semuluh Lor.
“Kami sudah melakukan berbagai tindakan dengan mengobati warga yang positif,” katanya.
Selain itu, upaya surveilan dan sosialisasi pencegahan penyakit antraks juga terus dilakukan. Diharapkan warga masyarakat terus menjaga kesehatan, salah satunya dengan memastikan makanan yang dikonsumsi tidak terkontaminasi penyakit.
“Kalau ada hewan yang mati mendadak, jangan disembelih untuk dikonsumsi. Lebih baik dikubur guna menghindari risiko penularan penyakit,” katanya.
Sudah Terkendali
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan, untuk kasus antraks di Dusun Jati sudah terkendali. Meski demikian, upaya pencegahan terus dilakukan dengan memperkuat kekebalan tubuh pada hewan ternak melalui vaksin.
“Masih menungu jeda waktu dari penyuntikan antibiotik. Jedanya kan dua minggu, jadi harus menunggu terlebih dahulu sebelum divaksin,” katanya.
Disinggung mengenai kasus penyakit antraks di Dusun Semuluh Lor, Retno mengakui masih menunggu hasil sampel tanah di sekitar lokasi warga yang suspek antraks. Ia berdalih hingga sekarang belum ada hasilnya sehingga penanganan menunggu kepastian adanya kasus antraks atau tidak. “Kami fokus menangani ternaknya. Sedangkan untuk penularan manusia berada di dinas kesehatan. Hingga sekarang untuk sampel yang diambil untuk diperiksa belum keluar hasilnya,” kata Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Ribu Penerima Bansos Terindikasi Terlibat Judi Online, Ini Komentar Sosiolog UGM
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
Advertisement
Advertisement