Advertisement

Promo November

Nelayan Sadeng Rutin Gelar Tradisi Petik Laut, Ini Keseruannya..

David Kurniawan
Jum'at, 28 Juli 2023 - 21:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Nelayan Sadeng Rutin Gelar Tradisi Petik Laut, Ini Keseruannya.. Pelaksanaan ritual petik laut di kawasan perairan di Pelabuhan Sadeng, Girisubo. Jumat (28/7/2023). - Ist/Humas Pemkab Gunungkidul

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Nelayan di Pelabuhan Sadeng Kapanewon Girisubo Gunungkidul menggelar kegiatan tradisi Petik Laut, Jumat (28/7/2023). Tradisi Gunung Kidul ini rutin digelar setiap tahun sejak 1986 lalu.

Ketua Kelompok Nelayan Mina Raharja di Pelabuhan Sadeng, Sarpan mengatakan pelaksanaan tradisi laut dilaksanakan secara meriah dan berlangsung selama tujuh hari. Puncak acara dari tradisi ini digelar ritual larung sesaji yang berisikan berbagai hasil bumi ke tengah laut.

Advertisement

“Ritual larung ini diikuti puluhan kapal yang berada di Pelabuhan Sadeng,” kata Sarpan kepada wartawan, Jumat siang.

Dia menjelaskan, tradisi Petik Laut sudah berlangsung secara turun temurun. Acara ini pertama digelar pada 1986 dan warga masih melestarikan kegiatan ini secara rutin di setiap tahunnya.

“Tujuan utama dari tradisi sebagai bentuk rasa syukur terhadap hasil laut yang diperoleh selama ini,” ungkapnya.

Baca juga: KRL Jogja Solo Mati Lampu hingga Mogok Dua Kali, Ini Kronologinya

Disinggung mengenai pembiayaan tradisi Gunung Kidul Petik Laut, Sarpan mengakui ada bantuan dari dana kesitimewaan. Namun demikian, kegiatan acara juga banyak didukung oleh donasi swadaya dari masyarakat.

“Untuk penyelenggaraan tahun ini menelan biaya hingga Rp234 juta,” katanya.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menyambut baik pelaksanaan tradisi Petik Laut di Pelabuhan Sadeng. Menurut dia, pelaksanaan kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian tradisi yang berasal dari nenek moyang.

“Saya baru pertama kali hadir di acara ini. Saya melihat setiap peserta antusias sehingga tradisi Petik Laut di Sadeng berlangsung dengan sangat meriah,” kata Sunaryanta.

Ia berpendapat, tradisi Gunung Kidul ini merupakan kearifan lokal yang harus dijaga. Acara ini sebagai bentuk wujud syukur kebaha Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan segala limpahan rahmat sehingga berharap hasil tangkapan di laut bisa melimpah. Selain itu juga sebagai upaya menjaga persatuan dan kesatuan warga. “Keberadaan Pelabuhan Sadeng tidak hanya untuk memperkuat dari sisi ekonomi, tapi guyup rukun, semangat gotong royong antar nelayan semakin kuat,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

687 Warga Negara Asing Terjaring Operasi Jagratara, Pelanggaran Izin Tinggal Mendominasi

News
| Jum'at, 22 November 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement