Advertisement

Promo November

Lahan Tandus di Gunungkidul Disulap Jadi Sumber Biomassa

Stefani Yulindriani Ria S. R
Kamis, 24 Agustus 2023 - 11:07 WIB
Ujang Hasanudin
Lahan Tandus di Gunungkidul Disulap Jadi Sumber Biomassa Rektor UGM, Panut Mulyono (dua dari kiri), menanam bambu dalam Program Hutan Bambu di kawasan Hutan Wanagama, Desa Banaran, Kecamatan Playen, Rabu (4/3/2020). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA–Pemda DIY bekerjasama dengan PLN Energi Primer Indonesia (EPI) berhasil mengembangkan lahan tandus dan lahan marjinal di Gunungkidul menjadi lahan untuk pakan ternak dan sumber biomassa. Pengembangan kawasan tersebut pun dilakukan untuk mendorong terciptanya kawasan ekonomi hijau di Gunungkidul. 

Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia, Antonius Aris Sudjatmiko menyampaikan proyek kerjasama tersebut dilakukan untuk mendukung kebijakan net zero emission berbasis keterlibatan masyarakat di DIY.  

Advertisement

“Kerja sama dengan Pemda DIY dan Kasultanan Yogyakarta ini juga menjadi upaya mewujudkan konsep memayu hayuning bawana. Program konservasi ini juga memenuhi aspek environmental karena selain mengurangi lahan kritis dan tandus, juga bisa mengurangi penggunaan batubara pada pembangkit listrik karena dapat digantikan dengan energi biomassa,” kata Aris, Rabu (30/8/2023). 

BACA JUGA: DIY Fokus Selesaikan Status Tanah Enklave

Nantinya menurut Aris biomassa yang dihasilkan akan menjadi pasokan energi bagi pembangkit listrik PLN. Menurut Aris sebagai energi terbarukan, penggunaan biomassa pada pembangkit listrik diperkirakan mampu mengurangi penggunaan batubara sekitar 5-10 persen. Menurutnya penggunaan biomassa pada pembangkit listrik tersebut juga sebagai salah satu upaya menurunkan emisi. 

Selain sebagai sumber biomassa, menurut Aris masyarakat juga mendapat manfaat dari pengembangan lahan tandus dan marjinal di Gunungkidul. Menurutnya dengan pemanfaatan tanaman sebagai pakan ternak juga turut memenuhi aspek sosial dan ekonomi masyarakat.  Dalam waktu dekat, menurut Aris masyarakat dapat memanen tanaman sebagai pakan ternak. 

“Sedangkan untuk biomassanya, kami perkirakan baru bisa dipanen untuk pertama kalinya pada akhir 2024 atau awal 2025,” katanya. 

Sekitar Maret lalu, warga Gunungkidul telah diberikan bibit tanaman pakan yakni indigofera, gamal, kaliandra, dan gmelina atau jati putih. Setelah ditanam, daunnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kemudian rantingnya dapat dimanfaatkan untuk biomassa yang akan mendukung program co-firing biomassa di PLTU.

Menurut Aris dalam kerjasama tersebut aspek ekonomi kerakyatan yang diusung oleh PLN dalam rangka ketahanan energi berbasis keterlibatan masyarakat dapat tercapai. Selain itu, kerjasama tersebut juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah, dengan memperkuat pola kehidupan masyarakat petani dan peternak di Gunungkidul.

BACA JUGA: 4 Kawasan SRS Keistimewaan DIY di Wilayah Sleman Telah Dipasangi Papan Informasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menpar: Kunjungan Wisatawan ke Bali Belum Merata

News
| Sabtu, 23 November 2024, 12:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement