Advertisement
Jelang Hari Santri, Pesantren di Jogja Kompak Reresik Lingkungan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Gerakan kebersihan lingkungan pondok pesantren di Jogja semakin digencarkan menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025. Melalui kegiatan “Reresik Pondok Pesantren” yang digelar serentak di lima lokasi, pemerintah kota, Kementerian Agama, pesantren, serta masyarakat bergotong royong memperkuat komitmen pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan pesantren agar tetap sehat dan nyaman.
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menyebut, pondok pesantren memiliki peran strategis dalam mendukung Gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS). Lingkungan pesantren yang lekat dengan budaya gotong royong dinilai sejalan dengan semangat Segoro Amarto, yakni membangun kota bersama-sama melalui aksi nyata.
Advertisement
“Setiap hari pesantren menghasilkan sampah, terutama sisa makanan. Karena itu, pengelolaannya perlu direncanakan dengan baik. Di PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien, misalnya, sudah mulai dibuat lubang biopori untuk mengolah sampah organik agar penanganannya tuntas di lingkungan pondok,” ujarnya, Jumat (17/10/2025).
Hasto menekankan bahwa kegiatan bersih-bersih atau reresik seharusnya menjadi bagian dari keseharian di lingkungan pesantren. Menurutnya, kebersihan tidak hanya tanggung jawab pengurus atau santri, tetapi juga warga sekitar.
BACA JUGA
“Hari ini kita lakukan reresik serentak di lima titik pondok pesantren. Ini bukan sekadar membersihkan lingkungan, tetapi juga mempererat hubungan antara pesantren dan masyarakat sekitar,” tambahnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jogja Ahmad Shidqi menuturkan, kegiatan Reresik Pondok Pesantren merupakan salah satu rangkaian peringatan HSN 2025. Program ini menjadi bentuk sinergi lintas sektor untuk mengatasi persoalan sampah di perkotaan.
“Kami menggelar kegiatan di lima lokasi, yakni PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien, Minhajut Tamyiz Timoho, Al Barokah Tegalrejo, Bener Tegalrejo, dan Al Islam Mantrijeron. Ini menunjukkan kolaborasi berbagai elemen masyarakat yang beragam untuk menyukseskan gerakan Mas JOS,” jelasnya.
Kegiatan tersebut dipusatkan di PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien, Kelurahan Prenggan, Kemantren Kotagede, dengan kehadiran langsung Wali Kota Jogja untuk meresmikan pembukaan acara. Suasana gotong royong tampak dari keterlibatan para santri, pengurus pondok, masyarakat sekitar, dan sejumlah pihak lain dalam membersihkan lingkungan pondok.
Perwakilan pengurus PP Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien, Minan Nurrohman, menjelaskan bahwa pemilahan sampah telah dilakukan sesuai jenisnya: organik, anorganik, dan residu. Namun, pengelolaan sampah organik masih menjadi tantangan utama.
“Melalui gerakan Mas JOS kami mendapat edukasi tentang cara mengolah sampah organik dengan benar. Tidak semua sisa makanan bisa masuk biopori. Sisa makanan berminyak, berlemak, atau bertulang perlu dipisahkan karena dapat mengganggu proses penguraian dan menimbulkan bau,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa pihak pesantren berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem pengelolaan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan. Komitmen itu juga diperkuat melalui kerja sama dengan Pemkot, Kemenag, serta masyarakat sekitar sebagai bagian dari gerakan Mas JOS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

BRIN Temukan Mikroplastik di Air Hujan Jakarta, Ini Dampaknya
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement