Advertisement

Jadi Warisan Budaya Dunia, Sumbu Filosofi Tingkatkan Kunjungan Wisata ke Jogja

Yosef Leon
Jum'at, 22 September 2023 - 07:27 WIB
Abdul Hamied Razak
Jadi Warisan Budaya Dunia, Sumbu Filosofi Tingkatkan Kunjungan Wisata ke Jogja Wisata di kawasan sumbu filosofis Jogja bisa menggunakan Bus Jogja Heritage Track melewati Jalan Malioboro. - visitingjogja\\r\\n

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY menyebutkan ada tujuh rekomendasi yang diberikan Unesco sebelum ditetapkannya Sumbu Filosofi Jogja sebagai warisan budaya dunia. Semua rekomendasi itu harus dijalankan sebagai syarat diakuinya Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. 

Sekda DIY Beny Suharsono mengatakan, dengan dipenuhinya sejumlah rekomendasi yang dijalankan oleh pihaknya itu membuat sidang penetapan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia berjalan dengan lancar. Sebab sebanyak 20 negara peserta sidang menilai bahwa Sumbu Filosofi Jogja memang layak diakui. 

Advertisement

"Rekomendasi itu kan awal dan proses panjang ya sebelum penetapan, jadi ada 7 rekomendasi sudah ditindaklanjuti semua. Sebelum sampai sana kenapa tidak ada sanggahan dalam sidang dunia itu, misalnya seperti India dan Venezuela yang bahasannya sangat panjang dan Indonesia sudah melaksanakan dari situ lalu sidang Unesco ditetapkan bahwa kita menenuhi syarat," kata Beny, Kamis (21/9/2023). 

BACA JUGA: Ternyata Ini Dia Alasan Demokrat Dukung Prabowo pada Pilpres 2024

Rekomendasi yang disampaikan Unesco melalui ICOMOS sudah dilaksanakan secara detail oleh Pemda DIY. "Salah satu dari 7 item itu adalah manajemen plan. Yakni apa yang akan dilakukan bila ditetapkan jadi warisan budaya dunia itu lah yang harus kita tindaklanjuti. Misalnya menjaga keasliannya terjaga atau fasad bangunan," ujarnya. 

Menurut Beny, salah satu program yang dijalankan dalam manajemen plan Sumbu Filosofi itu yakni revitalisasi Beteng Keraton Yogyakarta. Sebab keraton sebagai titik sentral atau kawasan utama Sumbu Filosofi ke depan direncanakan dikembalikan seperti bentuknya semula. "Itu kan jadi bagian dari menjaga dan melestarikan dimulai dari keraton ke selatan panggung krapyak dan ke tugu," jelasnya. 

Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY Cahyo Widayat menjelaskan, penetapan Sumbu Filosofi oleh Unesco jadi legalitas sehingga upaya pelestariannya ke depan akan dibantu lebih banyak pihak demi mendukung kesejahteraan masyarakat Jogja. "Secara proses dibandingkan yang lain sejak diusulkan 2014 lalu, 2017 masuk tentative list, berproses dan kita ikuti arahan dari Unesco, 2023 atau 9 tahun langsung ditetapkan," ujarnya. 

Menurut Cahyo waktu singkat penetapan Sumbu Filosofi dibandingkan dengan warisan budaya dunia lainnya itu menunjukkan bahwa semua proses dan rekomendasi yang diberikan Unesco disiapkan sematang mungkin. "Semuanya tentu lewat kajian dan proses yang panjang termasuk manfaatnya ke depan. Perlu kami sampaikan bahwa manfaatnya tidak sekedar masuk dalam list bahwa Jogja jadi bagian warisan dunia, ada banyak hal karena Sumbu Filosofi itu kita harapkan jd acuan masyarakat Jogja dari sangkan paraning dumadi," katanya. 

"Keuntungannya tentu akan memberikan motivasi bagi pelestarian kawasan itu serta seluruh atributnya dalam bentuk lanskap kota yang adiluhung. Kita merasa memiliki dan punya kewajiban dalam proses pelestarian. Karena banyak simbol dan atribut nanti akan berkontribusi pada nilai budaya seluruh masyarakat dunia, harapannya akan mengenal dan ikut soal konsep yang diadopsi Sumbu Filosofi," terangnya. 

Pihaknya menyebut, setelah Sumbu Filosofi ditetapkan jadi warisan budaya dunia ke depan tentu akan menjadi milik dunia dan lebih banyak pihak yang akan bertanggung jawab atas pelestarian. Selain itu dukungan yang diberikan dari sisi teknis, pakar dan dana dalam merawat Sumbu Filosofi diharapkan pula muncu. Dampaknya sebagai warisan dunia akan lebih banyak wisatawan yang mengenal dan berkunjung ke Jogja.

"Tentu manfaat pariwisata meningkat dan kunjungan wisata di DIY secara umum juga naik. Namun tentu kita kemas dan kegiatan pariwsata juga harus ikuti levelnya supaya jadi komoditas dan bisa dinikmati masyarakat dunia," jelas dia. 

BACA JUGA: Belajar Cegah Hoaks, Puluhan Orang Ikuti Program Tular Nalar di DIY

Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana menyebut, tujuan pengajuan Sumbu Filosofi tentu tidak hanya sampai pada tahap penetapan saja melainkan harus pula menjaga keberlangsungan dan dampaknya terhadap masyarakat Jogja. "Ke depan soal mempertahankan dan bagaimana ini menjadi daya tarik bagi warga dunia. Follow up yang paling penting selanjutnya tentu mengabarkan bahwa Sumbu Filosofi sudah jadi warisan budaya dunia," katanya. 

Pihaknya meyakini imbas ke sektor pariwisata dari ditetapkannya Sumbu Filosofi jadi warisan budaya dunia perlahan-lahan akan meningkatkan derajat hidup masyarakat Jogja yang 68 persen di antaranya bergantung pada sektor wisata. "Jelas kami yakin akan semakin menambah kunjungan wisman ke Jogja untuk melihat seperti apa warisan budaya dunia yang ditetapkan Unesco," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Taruna Tewas di Tangan Senior, Menhub: Penerimaan Siswa Baru STIP Ditiadakan

News
| Jum'at, 10 Mei 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Unik, Glamping Kapal Selam Ini Ternyata Bekas Sekoci Kapal Tanker

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 09:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement