Roadshow Kesejarahan: Belajar Sejarah Asyik, Dinas Kebudayaan Gelar Teatrikal Kesejarahan
Advertisement
KULONPROGO—Rentetan suara tembakan, ledakan bom, dan suara pesawat tempur menggelegar di langit Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, Kulonprogo.
Pasukan Belanda yang datang langsung menembaki tentara pribumi. Satu orang tertembak.
Advertisement
Peristiwa sejarah dalam Agresi Militer Belanda II tersebut dipentaskan dalam teatrikal singkat oleh Karang Taruna Maju Cerah, Gerbosari. Pentas tersebut merupakan bagian dari Roadshow Kesejarahan yang digelar Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY.
Sindu Murti, salah satu anggota Karang Taruna Cerah yang memerankan tokoh T.B Simatupang mengatakan pentas teatrikal tersebut menceritakan peristiwa saat bom dijatuhkan pesawat milik Belanda di dekat Kantor Kapanewon Samigaluh. “Di sini [Samigaluh] dulu ada mata-mata Belanda [ketika Agresi Militer Belanda II]. Mata-mata katanya memakai kain merah, dan satunya memakai cermin untuk memberikan penanda kepada pesawat untuk menjatuhkan bom,” kata Sindu saat ditemui di Kantor Kapanewon Samigaluh, Minggu (24/9/2023).
Kepala Seksi Sejarah Dinas Kebudayaan DIY, I Gede Adi Atmaja mengatakan Roadshow Kesejarahan dilatarbelakangi keprihatinan mengenai pembelajaran sejarah yang dianggap tidak menarik dan membosankan. “Banyak pelajar yang tidak tertarik terhadap pelajaran sejarah karena harus menghafalkan nama, tempat, dan peristiwa sejarah,” kata Gede.
Padahal, menurut Gede, pelajaran sejarah sangat penting karena dapat menjadi fondasi dalam membentuk karakter pelajar sebagai bagian dari masyarakat. Dari situ, jati dan karakter suatu bangsa dapat terbentuk. “Ada pepatah yang mengatakan kalau ingin menghancurkan suatu bangsa, tidak perlu berperang, cukup dengan merusak sejarahnya. Generasinya pasti hancur. Oleh karena itu, kami ingin mengenalkan sejarah dengan cara berbeda,” katanya.
Penggunaan media visual seperti pentas teatrikal akan memudahkan dan menarik pelajar untuk mau belajar sejarah. Teatrikal juga memberikan kesan yang dapat terinternalisasi utamanya dalam diri pemeran.
BACA JUGA: Ternyata Ada Gerilya Semesta di Kawasan Nglanggeran
Roadshow Kesejarahan yang digelar Disbud DIY telah dimulai sejak 2018. Ketika itu, Disbud menyasar pelajar SMA/SMK/MA. Pada tahun ini, sasaran menjadi masyarakat umum melalui Karang Taruna.
Perubahan sasaran terjadi agar tidak ada tumpang tindih dengan kewenangan/ketugasan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Anggota Komisi D DPRD DIY, Imam Priyono Dwi Putranto mengatakan Roadshow Kesejarahan sangat penting apabila ditinjau dari pengembangan kepribadian pelajar, terutama untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045.
Dalam hal ini, upaya yang bisa dilakukan yakni peningkatan kapasitas dan kualitas SDM, salah satunya melalui Roadshow Kesejarahan. “Perilaku dibentuk melalui budaya. Ketika seseorang berilmu baik, maka tujuan generasi emas di 2045 akan tercapai. Generasi sehat akhirnya tercapai,” katanya.
Dalam roadshow, Disbud juga menghadirkan saksi peristiwa di Gerbosari, yakni KRT Sudomo Wiwiho. Menurut Sudomo, ketika Samigaluh dibom, banyak sekolah memutuskan untuk menghentikan kegiatan belajar mengajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kapanewon Gamping Sleman Bentuk Satgas Pengelolaan Sampah
- Santer Kabar Ratusan Kader Membelot, Begini Penjelasan DPD PAN Sleman
- Pemkab Tegaskan Tak Ada Penyertaan Modal kepada Aneka Dharma untuk Proyek ITF Bawuran
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
Advertisement
Advertisement