Advertisement

Akibat Kabut Tebal, Tujuh Penerbangan YIA Tertunda

Andreas Yuda Pramono
Jum'at, 06 Oktober 2023 - 22:57 WIB
Arief Junianto
Akibat Kabut Tebal, Tujuh Penerbangan YIA Tertunda Tiket pesawat / Ilustrasi freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sejumlah penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) sempat tertunda akibat kabut tebal yang mengganggu jarak pandang hingga 500 meter pada Jumat (6/10/2023). 

Stakeholder Relation Manager YIA, Ike Yutiane, mengatakan bahwa peringatan dini cuaca di wilayah Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) diberikan sejak pukul 18.11 WIB.

Advertisement

"Terdapat peringatan dini cuaca di wilayah Bandara Internasional Yogyakarta mulai pukul 18.11 WIB, terjadi kabut dengan jarak pandang 500 meter. Kondisi saat ini pukul 19.00 WIB, seluruh pesawat holding telah mendarat di YIA," kata Ike dihubungi, Jumat (06/10/2023).

Tujuh penerbangan yang terpengaruh kabut tersebut antar lain Pelita Air (PAS IP 244), Batik Air (BTK 7551 dan BTK 6372), Super Air Jet (SJV 950), Lion Air (LNI 567 dan LNI 665), Trans Nusa (TNU 5536).

Akibat kabut tersebut, PAS IP 244 dan BTK 7551 sempat holding atau berputar-putar di udara, lalu SJV 950, LNI 567 dan 665 melakukan divert atau pengalihan rute penerbangan, kemudian BTK 6372 dan TNU 5536 memutuskan return to base (RTB) atau kembali ke bandara asal di Jakarta (CGK).

BACA JUGA: Jadwal, Rute, dan Harga Tiket Bus Damri dari Bandara YIA ke Jogja sampai Solo

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jogja, Warjono, menegaskan kabut laut di Pesisir Selatan kebanyakan muncul di musim kemarau. Dengan begitu, kabut tersebut kemungkinan masih akan muncul.

"Kabut yang terjadi di wilayah Bandara YIA pada tanggal 6 Oktober 2023 sore hari disebabkan adanya uap air dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Bandara YIA [transfer kelembapan]," kata Warjono.

Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa sifat udara seperti balon di mana saat udara dingin mengalami penyusutan dan ketika panas akan mengembang. Ketika terjadi penyusutan pada sore hari maka uap air yang ada akan sampai ke permukaan bumi sehingga menyebabkan kabut. Menurut dia, kabut akan hilang seiring pemanasan matahari atau saat kecepatan angin relatif kencang.

"Pada umumnya, kabut disebabkan suhu udara dingin yang diikuti dengan kelembapan udara permukaan yang tinggi sehingga terjadi kondensasi berupa pembentukan butiran air yang mengambang di udara dekat permukaan bumi. Oleh karena itu kabut dapat terjadi pada dini hari sampai pagi hari dan pada saat sore hari hingga menjelang malam hari," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Erupsi, Gunung Ruang Keluarkan Abu Vulkanik Setinggi Lima Kilometer

News
| Selasa, 30 April 2024, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement