Kulonprogo Mewaspadai Persebaran Cacar Monyet
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo telah mengedarkan surat kepada tiap fasilitas kesehatan (faskes) di Kulonprogo menyusul merebaknya cacar monyet di luar daerah. Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo, Rina Nuryati, mengatakan pihaknya telah mengirim surat ke tiap faskes di Kulonprogo sepekan lalu.
Advertisement
“Upaya kewaspadaan kami baru terbatas pada fasilitas kesehatan [faskes] belum ke masyarakatnya. Kami sudah berikan surat edaran ke faskes dan sosialisasi terkait kewaspadaan apa yang harus dilakukan dan perlu disiapkan,” kata Rina, Jumat (3/11/2023).
Menurut Rina, cacar monyet tersebut benar-benar perlu diwaspadai. Pasalnya, penyebaran cacar monyet tidak hanya terjadi di Jakarta namun juga daerah lain seperti Bandung. Sebab itu, Dinkes Kulonprogo juga merancang media edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
Media edukasi tersebut akan fokus pada pemanfaatan media sosial dengan konten beragam. Harapannya tidak akan terjadi kegaduhan di masyarakat Kulonprogo. Namun begitu tujuan utamanya tetap kewaspadaan.
“Cacar monyet ini kan menular. Kalau sudah ada riwayat kontak ya bisa terjangkit. Berisiko karena tingkat penularan tinggi,” katanya.
Dia menerangkan masa inkubasi atau interval dari infeksi sampai timbulnya gejala cacar monyet biasanya 6-16 hari, namun dapat juga dari 5-21 hari. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, serta nyeri otot dan lemas.
Setelah itu akan ada ruam pada kulit lalu pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras. Biasanya diperlukan waktu hingga tiga pekan sampai ruam tersebut menghilang.
BACA JUGA: Keripik Pisang Narkotika Diproduksi di Banguntapan Dijual hingga Rp6 Juta per Bungkus
“Cacar air biasa kan bentuk kelainan kulitnya ada bola-bola dengan ukuran beda-beda. Waktu munculnya beda-beda. Kalau cacar monyet lebih seragam tapi hilangnya juga seragam [bersamaan],” ucapnya.
Lebih jauh Rina menegaskan cacar monyet tersebut tidak dapat dianggap remeh karena dapat menyebabkan kematian. Meski begitu, angka kematian akibat cacar monyet tergolong kecil dan di Kulonprogo belum pernah tercatat adanya kasus penyakit tersebut.
“Bisa meninggal juga tapi memang kecil kemungkinannya soalnya bisa muncul komplikasi. Tergantung organ yang terkena seperti paru-paru atau ginjal,” katanya.
Tegas dia, semakin cepat penyakit tersebut terdeteksi maka semakin cepat juga pengobatannya. Hanya saja upaya deteksi cukup sulit karena pada masa awal muncul cacar monyet dengan cacar air biasa sulit dibedakan.
“Ditambah lagi di Kulonprogo belum pernah kejadian cacar monyet. Jadi masyarakat hanya melihat lewat internet saja. Sebab itu perlu adanya kejelian menanyakan riwayat pasien. Penguatannya di anamnesis,” katanya.
Direktur RSUD NAS, dr. Ananta Kogam Dwi Korawan, mengaku telah menerima surat edaran dari Dinkes Kulonprogo terkait kewaspadaan cacar monyet. “Kami sudah menerima [surat edaran]. Sudah kami infokan juga ke pelayanan. Tapi sampai saat ini belum atau tidak ada kasus cacar monyet,” kata Ananta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
Advertisement
Advertisement