Kulonprogo Petakan Kawasan Rawan Longsor, Sukarelawan Mulai Disiagakan
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo mulai menggelar apel siaga sukarelawan se-Kulonprogo. Koordinasi tersebut untuk menghadapi datangnya musim hujan dengan potensi bencana bawaan.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulonprogo, Winarta, mengatakan wilayah yang berada di Perbukitan Menoreh rawat terjadi longsor apabila terjadi hujan deras.
Advertisement
“Wilayah Kulonprogo yang notabene di sisi Utara sepeti Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, Kokap, dan sebagai Pengasih rawan terjadi longsor. Ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan lama, sisi utara itu longsor,” kata Winarta ditemui di Apel Siaga Relawan, Lapangan Kepek, Pengasih, Senin (13/11/2023).
Winarta menambahkan apel dan koordinasi yang baru saja digelar penting untuk mengurangi risiko bencana di Kulonprogo. Relawan yang berada di tiap kalurahan dapat menyampaikan informasi apabila terjadi bencana.
Dia memberi contoh dengan longsor yang dapat diamati tanda-tanda awalnya seperti muncul rekahan tanah. Rekahan tersebut dapat menyedot air sehingga potensi ambrol tinggi. Dengan itu terjadilah longsor.
Tegas Winarta, meski terdapat potensi banjir, namun bencana yang sering terjadi adalah tanah longosr. Tahun 2022, katanya terjadi longsor di Kapanewon Girimulyo yang harus ditangani dengan alat berat. “Dalam apel siaga, kami hadirkan 78 FPRB dari 87 Kalurahan dan 1 Kelurahan,” katanya.
Winarta mengatakan BPBD Kulonprogo masih memiliki persediaan logistik seperti mie instan, beras, dan terpal.
“Posko pengungsian belum kami rencanakan. Harapannya ya tidak ada bencana. Kami lebih [mempersiapkan] ke kesiapsiagaannya dulu,” ucapnya.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kulonprogo Budi Prastawa, mengatakan pihaknya masih memiliki 40 lembar terpal, 40 atap seng, dan 40 logistik per makanan. “Logistik per makanan itu untuk kerja bakti. Sementara kalau stok bronjong kosong,” kata Budi.
Penjabat Bupati Kulonprogo, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan apel siaga menjadi sarana konsolidasi dan sinergi antarsektor baik lembaga maupun relawan yang diharapkan mampu meningkatkan jalinan koordinasi dalam rangka menghadirkan manajemen kebencanaan yang solid.
"Selain saling berbagi, mungkin kita ada yang baru, kita saling berkenalan berbagi pengalaman dari masing-masing dari satuan yang berbeda namun untuk tujuan yang sama yaitu membantu masyarakat dalam penanggulangan bencana," kata Made.
Dia mengimbau seluruh sektor untuk mengantisipasi musim hujan dengan meningkatkan kewaspadaan relawan atau masyarakat dalam menghadapi potensi bencana yang dapat terjadi di musim hujan baik di akhir tahun 2023 maupun tahun 2024.
BACA JUGA : Cegah Longsor saat Musim Hujan, BPBD Minta Warga Tutup Rekahan Tanah
"Kami sudah mengusulkan untuk pembangunan embung sebenarnya. Jadi mengantisipasi air supaya tidak melimpas keluar. Kita bisa tahan kemudian bisa untuk saluran penampungan air hujan supaya kalau musim hujan air bisa kita tampung dengan baik. Nanti ketika datang musim kemarau ini bisa dimanfaatkan, selain untuk pertanian juga nantinya ada treatment-treatment bisa juga untuk konsumsi masyarakat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pilkada Jakarta, Pramono-Rano Unggul 50,02% Versi Quick Count LSI
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- UKDW Jadi Tuan Rumah POMDA Tenis Meja BAPOMI DIY 2024
- Distribusi Logistik Pilkada, KPU Jogja Siapkan Mitigasi Bencana Wilayah Rawan
- Selain Pengamanan TPS, Polresta Sleman Siapkan Patroli Mobile
- Kemenkumham DIY Pastikan Warga Binaan Berpartisipasi di Pilkada 2024
- Kesiapan Pilkada Sleman, KPU: Sudah 100 Persen
Advertisement
Advertisement