Terdampak Tol Jogja-Solo, Makam Mbah Celeng Direlokasi Jadi Wisata Religi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Makam Kyai Kromo Ijoyo (Mbah Celeng) yang terdampak tol Jogja-Solo tidak hanya bakal direlokasi tetapi juga dijadikan destinasi wisata religi.
Rencana ini disampaikan Humas PT. Adhi Karya Pembangun Tol Jogja-Solo Seksi 2, Agung Murhandjanto.
Advertisement
Relokasi makam Kyai Kromo Ijoyo akan dipindahkan ke lahan seluas 5.000 meter persegi di Ketingan. Luasan ini jauh lebih luas dari kompleks makam sebelumnya. "Betul [lebih luas], karena mau dikembangkan juga untuk wisata religi," kata Agung, Senin (18/12/2023).
Bangunan inti makam akan dibangun dengan luasan mencapai 100 meter persegi. Struktur bangunannya pun akan dibikin lebih tinggi dengan tinggi lima meter.
Dalam desainnya, untuk sampai ke makam, peziarah harus menaiki sejumlah anak tangga. Dalam kompleks inti makam juga akan dibangun pagar yang melingkari makam.
Adapun desain ini kata Agung sepenuhnya disusun oleh kalurahan dan warga. Pihak kontraktor hanya mengikuti desain yang diusulkan warga.
Tidak hanya bangunan makam inti, area makam yang dipercayai sebagai orang pertama yang tinggal di Tirtoadi sekaligus cikal bakal Tirtoadi tersebut akan dilengkapi sejumlah fasilitas penunjang. Seperti lahan parkir, tempat beristirahat peziarah hingga toilet.
Agung memperkirakan proses pemindahan makam akan dilangsungkan pada awal 2024 nanti. Saat ini pihak kontraktor masih melakukan pemadatan tanah di lokasi lahan pengganti. "Sekarang lagi pemadatan lokasi yang baru. Kita persiapkan dulu lokasi penggantinya secara baik," jelasnya.
BACA JUGA: Terdampak Tol Jogja-Solo Makam Mbah Celeng Direlokasi, Warga Gelar Doa Bersama
"Baru di-land clearing dan dipadatkan.”
Di dekat lokasi makam eksisting, penggarapan tol telah memasuki tahap pemadatan tanah. Malahan sejumlah box culvert juga telah dicor di area tersebut. Dengan relokasi makam ini, proyek tol bisa segera diteruskan ke perbatasan Tlogoadi.
Salah satu warga Ketingan yang rumahnya tak jauh dari makam Kyai Kromo Ijoyo, Ismu mengatakan berdasarkan yang ia dengar, makam Kyai Kromo Ijoyo merupakan warga pertama yang tinggal di daerah tersebut.
Banyak warga yang berziarah ke makam tersebut. Saat bulan ruwah, banyak warga sekitar melakukan ziarah bersama-sama ke makam Mbah Celeng. Warga juga kerap melakukan kerja bakti untuk membersihkan area makam.
"Kalau malam Selasa Kliwon atau Jumat sering banyak orang yang ngirim di situ, ziarah di situ, jelas itu banyak," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
- Puluhan Pengumpul Sampah Datangi Rumah Cabup Sleman Harda Kiswaya, Sampaikan Keluhan dan Harapan
- Rutin Melakukan CSR, Kali Ini The Phoenix Hotel, Grand Mercure dan Ibis Yogyakarta Adisucipto Mengunjungi PAUD Stroberi
- Kronologi Truk Box Tabrak Motor di Jalan Turi-Tempel yang Tewaskan Satu Orang
Advertisement
Advertisement