Advertisement
Legislatif Dorong Mitigasi Bencana Sejak Dini di Kota Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - DPRD Kota Jogja mendorong penguatan mitigasi bencana sejak tahap awal untuk meminimalkan risiko dan kerugian yang mungkin terjadi. Upaya ini dinilai penting agar masyarakat dan pemerintah siap menghadapi berbagai potensi bencana yang ada di wilayah perkotaan.
Ketua Komisi D DPRD Kota Jogja, Darini, mengatakan bahwa penanggulangan kebencanaan tidak seharusnya hanya dilakukan saat bencana terjadi. Menurutnya, langkah mitigasi sejak dini menjadi kunci dalam mempercepat koordinasi dan penanganan di lapangan.
Advertisement
“Penanggulangan kebencanaan itu sangat diperlukan sekali karena mitigasi awal. Jadi kita jangan hanya menunggu di saat ada bencana baru kita melakukan. Sebelum bencana datang, kita harus belajar bermitigasi seperti apa, koordinasinya bagaimana, penyelesaiannya seperti apa,” ujar Darini, Jumat (10/10/2025).
Ia menambahkan bahwa setiap wilayah memiliki karakteristik dan permasalahan berbeda, sehingga penanganan bencana juga perlu memperhatikan kearifan lokal. Salah satu bentuk mitigasi yang didorong adalah pelatihan untuk relawan seperti Kelurahan Tangguh Bencana (KTB) dan Keluarga Tangguh Bencana (Katana) agar lebih siap saat bencana terjadi.
BACA JUGA
“Intinya bagaimana supaya koordinasi itu dimulai dari persiapan untuk pelatihan teman-teman dari Katana dan KTB. Saat bencana hadir, mereka sudah tidak gagap lagi,” jelasnya.
Meski Kota Jogja relatif jauh dari potensi bencana seperti erupsi gunung berapi, kawasan permukiman padat dinilai memiliki risiko tertentu. Salah satunya adalah keberadaan pohon-pohon besar di lingkungan permukiman yang bisa menimbulkan bahaya jika tidak ditangani dengan benar.
“Misalnya bagaimana kita menebang pohon supaya tetap ramah lingkungan, tidak mengganggu rumah dan sebagainya. Itu juga harus dilatih,” kata Darini.
Ia juga menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat agar penanganan bencana tidak justru merusak lingkungan sekitar. “Masyarakat harus disosialisasikan, tahu, jadi kalau menyelesaikan bencana tidak terus merusak. Misalkan ada persoalan kita selesaikan tetapi jangan merusak lingkungan atau rumah di sekitarnya,” tegasnya.
Darini menyebut bahwa aktivitas relawan dan masyarakat sudah cukup aktif. Namun, komunikasi perlu diperkuat secara rutin, tidak hanya ketika bencana terjadi.
“Komunikasi harus intens, tidak hanya saat ada bencana. Di luar itu kita perlu berkumpul, berbicara tentang pelatihan-pelatihan itu secara rutin. Dengan pencegahan preventif yang baik dan persiapan matang, saya pikir penyelesaiannya juga akan baik,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Sleman Fokus Turunkan Stunting Lewat Program GENTING
- Warga Rejowinangun Jadi Teladan Pengelolaan Sampah Jogja
- Anggaran Transfer ke Daerah 2026 Bantul Dipangkas Rp157 Miliar
- DIY Catat Prevalensi Penyakit Jantung Lampaui Angka Nasional
- Pengelola Wisata Air di Gunungkidul Diminta Waspada Selama Musim Hujan
Advertisement
Advertisement