Advertisement

Petani Sleman dan Perusahaan Pembibitan Kediri Jalin Kerja Sama

Andreas Yuda Pramono
Sabtu, 11 Oktober 2025 - 09:47 WIB
Ujang Hasanudin
Petani Sleman dan Perusahaan Pembibitan Kediri Jalin Kerja Sama Ketua Kelompok Tani Sedyo Rukun, Priyadi, sedang mengecek kondisi tanaman jagung di Padukuhan Jebresan, Kalurahan Kalitirto, Berbah, Sleman, Kamis (9/10/2025). Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN — Kelompok Tani (Poktan) Sedyo Rukun di Kalurahan Kalitirto, Kapanewon Berbah, Sleman, menjalin kerja sama dengan perusahaan pembibitan asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kemitraan ini menjadi contoh potensi pengembangan pertanian jagung di Bumi Sembada melalui kolaborasi antardaerah.

Ketua Poktan Sedyo Rukun, Priyadi, menjelaskan bahwa pihaknya menerima benih jagung varietas JP3 dari perusahaan tersebut untuk ditanam di lahan seluas sekitar dua hektare. Perusahaan juga berkomitmen membeli seluruh hasil panen dengan harga Rp6.000 per kilogram, sesuai harga standar untuk varietas tersebut.

Advertisement

Berdasarkan hasil panen musim sebelumnya, Poktan Sedyo Rukun mampu memproduksi sekitar 5 kuintal jagung per 1.000 meter persegi. Dengan luas lahan dua hektare, petani berpotensi memperoleh pendapatan hingga Rp12 juta per musim tanam.

Sebagai mitra, kelompok tani mendapatkan sejumlah fasilitas, antara lain modal untuk menebus pupuk bersubsidi, bantuan pupuk gratis, benih, serta obat hama dari perusahaan. Seluruh hasil panen akan dibeli oleh pihak perusahaan tanpa mempertimbangkan kualitas biji. Panen diperkirakan berlangsung pada pekan kedua Oktober 2025.

“Sudah ada kesepakatan dengan perusahaan untuk menanam jagung varietas JP3,” ujar Priyadi saat ditemui di rumahnya, Kamis (9/10/2025).

Meski demikian, ia mengakui tidak semua tanaman tumbuh sempurna. Beberapa tanaman tidak berisi karena terpapar cahaya lampu listrik. Tanaman yang tumbuh dalam radius lima meter dari sumber cahaya memang hidup, tetapi tidak menghasilkan biji jagung.

Priyadi menjelaskan, pola tanam di kelompoknya mengikuti sistem padi–padi–palawija. Secara ekonomi, budidaya jagung dinilai tidak kalah menguntungkan dibandingkan padi, terutama karena seluruh kebutuhan produksi ditanggung oleh perusahaan mitra.

“Pengairan di sini juga lancar. Kami punya sumur pompa, jadi tidak pernah kesulitan air,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman, Siti Rochayah Dwi Mulyani, mengatakan sebagian besar produksi jagung di Sleman dimanfaatkan untuk pakan ternak. Meski demikian, Kapanewon Berbah bukan termasuk tiga wilayah penghasil jagung terbesar di Sleman.

“Tiga daerah utama penghasil jagung di Sleman meliputi Kapanewon Prambanan, Ngemplak, dan Kalasan. Total luas lahan jagung di Sleman saat ini mencapai 171,87 hektare,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Inggris, Prancis, Jerman Sepakat Dukung Perdamaian Gaza

Inggris, Prancis, Jerman Sepakat Dukung Perdamaian Gaza

News
| Sabtu, 11 Oktober 2025, 15:07 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement