Advertisement

Pencegahan Antraks, Sleman Belum Berencana Beri Kompensasi Bagi Ternak Mati

David Kurniawan
Rabu, 13 Maret 2024 - 10:17 WIB
Sunartono
Pencegahan Antraks, Sleman Belum Berencana Beri Kompensasi Bagi Ternak Mati Foto ilustrasi warga membuat lubang untuk mengubur sapi. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menegaskan komitmennya untuk mencegah merebaknya penyakit antraks. Pemkab Sleman belum berencana memberikan kompensasi terhadap warga yang ternaknya mati secara mendadak.

“Ya nanti kita kaji dulu nggih. Yang paling penting sekarang memberikan edukasi kepada Masyarakat bahwa kebiasaan brandu tidak baik,” kata Kustini, Senin (11/3/2024).

Advertisement

Ia menjelaskan, sosialisasi dengan memberikan edukasi Masyarakat sangatlah penting agar mengetahui bahaya mengkonsumsi daging dari hewan yang sakit. Oleh karenanya, Kustini meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk membantu sosialisasi agar dapat berjalan dengan evektif. “Harus dikerjakan secara lintas sektor agar lebih optimal hasilnya,” ungkapnya.

BACA JUGA : Kronologi Seorang Warga Gunungkidul Suspek Antraks

Menurut Kustini, untuk penanganan dugaan antraks di Sleman sudah dilakukan berbagai langkah pencegahan. penanganan tidak hanya memberikan pengobatan kepada warga yang terindikasi suspek antraks. Pasalnya, hasil dari penelusuran tim Kesehatan, BPBD bersama dengan Brimob telah menemukan daging sisa brandu.

Total ada sembilan keluarga yang memiliki daging tersebut. Upaya penyitaan pun dilakukan kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar kemudian ditimbun tanah dan dicor.

“Daging yang masih disimpan dikeluarkan semua untuk dimusnahkan. Tujuannya, agar tidak terkontaminasi,” kata Kustini.

Meski masih ada warga suspek antraks, ia memastikan kondisi sekarang sudah aman terkendali. Oleh karena itu, Masyarakat tetap diminta tidak panik karena upaya pencegahan dan penangulangan terus dilakukan. “Ternak milik warga juga sudah diberikan suntikan anti biotik,” katanya.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono. Menurut dia, brandu merupakan salah satu penyebab merebaknya penyakit antraks.

Guna menghilangkan tradisi buruk ini, salah satunya dapat dilakukan dengan memberikan kompensasi terhadap warga yang ternaknyaa mati secara mendadak. Hanya saja, program tersebut belum dapat dijalankan karena harus melalui kajian terlebih dahulu.

BACA JUGA : Dinas Peternakan Gunungkidul Cek Sampel Darah Ternak Mati Diduga Antraks

“Sedang kami diskusikan kemungkinannya [pemberian kompensasi] mas dengan OPD terkait. Menurut saya, itu kebijakan yang baik dan dapat diambil oleh pemerintah dalam upaya memerangi brandu,” katanya.

Menurut dia, untuk kepastian kasus juga sudah diambil sampel guna pengujian di Balai Besar Veteriner Wates. Selain itu, juga dilaksanakan sosialisasi dan edukasi berkaitan dengan bahaya antraks kepada warga di Padukuhan Kalinongko Kidul “Penyemprotan cairan disinfektan juga sudah dilakukan di sekitar lokasi temuan kasus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Ibu Meletus, Warga di Empat Desa Dievakuasi

News
| Jum'at, 17 Mei 2024, 13:17 WIB

Advertisement

alt

Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia

Wisata
| Selasa, 14 Mei 2024, 22:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement