Advertisement

Penanganan DBD di Gunungkidul Tak Maksimal, Dinkes: Anggaran Kami Sangat Terbatas

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 27 Maret 2024 - 20:27 WIB
Arief Junianto
Penanganan DBD di Gunungkidul Tak Maksimal, Dinkes: Anggaran Kami Sangat Terbatas Nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mengakui penanganan di tataran pencegahan kurang maksimal karena keterbatasan anggaran.

Kepala Dinkes Gunungkidul, Ismono mengatakan sebanyak 33 lokasi fogging telah digeser. Begitu pula dengan pemanfaatan nyamuk ber-Wolbachia, dia mengaku belum dapat menerapkannya. “Gunungkidul memang belum ikut program Wolbachia. Nanti kami akan berkomunikasi dengan UGM,” katanya, Rabu (27/3/2024). 

Advertisement

Adapun, ketersediaan abate atau obat pembunuh larva nyamuk sudah habis di Dinkes Gunungkidul sudah habis.

Untuk itu, pihaknya akan mengupayakan bantuan pengadaan ke Dinkes DIY. Pengadaan tersebut tidak dapat dilakukan secara mandiri karena ketiadaan anggaran.

Abate juga dapat bekerja pada tempat penampungan air atau genangan. Apabila digunakan pada air mengalir maka menjadi tidak bekerja karena terbawa arus. Begitupun juga jika ada pengurasan tempat penampungan air, abate menjadi tidak bekerja.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco mengaku penggunaan nyamuk ber-Wolbachia belum pernah diterapkan di Bumi Handayani. “Kami belum ada bayangan ke arah penggunaan nyamuk Wolbachia juga. Anggaran pengendalian di sini saja masih ngos-ngosan,” kata Hery.

BACA JUGA: Kasus DBD di Gunungkidul Melonjak, Dua Anak Meninggal Dunia

Diketahui, beradasarkan data Dinkes Gunungkidul, per Senin (18/3/2024), Dinkes mencatat ada 311 kasus baik DBD maupun Dengue Shock Syndrom (DSS). Rinciannya pada Januari ada 74 penderita dengan nol kematian; Februari ada 190 penderita dengan dua kematian; dan Maret ada 47 penderita dengan nol kematian.

Angka kasus melonjak pada Feburari dengan jenis kelamin penderita 96 laki-laki dan 94 perempuan. Pada 2023, total kasus DBD menyentuh angka 260 kasus. Rinciannya warga umur 1-4 tahun ada 30 penderita; 5-14 tahun ada 74 penderita; 15-44 tahun ada 141 penderita; dan 44 tahun ada 15 penderita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Belum Pikirkan Pilkada DKI Jakarta dan Ingin Rehat Dulu

News
| Sabtu, 27 April 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement