Advertisement

Pertobatan Ekologis dan Persoalan Sampah Jadi Topik Peragaan Jalan Salib di Gereja Ini

Lugas Subarkah
Jum'at, 29 Maret 2024 - 15:27 WIB
Arief Junianto
Pertobatan Ekologis dan Persoalan Sampah Jadi Topik Peragaan Jalan Salib di Gereja Ini OMK Baciro memperagakan jalan salib, dalam rangkaian Trihari Suci Paskah, di GKR Baciro, Jumat (29/3/2024). - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Gereja Kristus Raja (GKR) Baciro menggelar peragaan jalan salib pada Jumat (29/3/2024). Peragaan jalan salib tersebut merupakan bagian dari rangkaian Tri Hari Suci Paskah (Kamis Putih, Jumat Agun dan Sabtu Suci).

Ketua Orang Muda Katolik (OMK) Baciro, Angela Yosanda Pradyasari menjelaskan peragaan jalan salib setiap tahun dibawakan oleh pemuda-pemudi katolik. Tahun ini, OMK memutuskan mengangkat persoalan lingkungan hidup, termasuk di dalamnya kebiasaan membuang sampah dan perusakan alam.

Advertisement

Tema lingkungan hidup, kata Yosanda muncul setelah dia dan sutradara berdiskusi dengan Romo Paroki GKR Baciro, Andreas Novian Ardhi Prihatmoko. Dalam diskusi tersebut, Romo Andreas menyinggung perihal Ensiklik Paus Fransiskus "Laudato Si".

Ensiklik tersebut membicarakan ibu pertiwi atau bumi sebagai rumah bersama yang harus dijaga. "Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tidak sadar melakukan tindakan yang merugikan lingkungan. Contoh senderhana seperti membuang sampah sembarangan," kata Yosanda.

Peragaan jalan salib ini melibatkan actor yang yang berasal dari bermacam daerah di Indonesia mulai dari Sumatera sampai Papua. “Tidak hanya itu, ada juga saudara/saudari lintas iman yang terlibat seperti Kristen dan Islam,” ungkapnya.

Isu lingkungan ini sudah diterapkan sejak proses latihan, yakni dengan para aktor termasuk sutradara dan kru diwajibkan membawa botol untuk mengisi air minum yang telah disediakan pantia. Dengan begitu tema yang diangkat bukan sekadar formalitas namun juga benar-benar diterapkan.

Romo Paroki GKR Baciro, Andreas Novian Ardhi Prihatmoko, menjelaskan dalam Ensiklik Laudato Si tersebut, Paus Fransiskus menjelaskan tentang Pertobatan Ekologis. "Berlatar belakang pada konteks manusia yang semakin merasa dirinya menjadi pusat semesta, seolaholah manusia satu-satunya yang berkuasa di dunia," ujarnya,

Manusia yang merasa dirinya lebih tinggi derajatnya dari makhluk yang lain secara tidak sadar memunculkan kesombongan. Kesombongan tersebut diiringi dengan cara manusia memperlakukan alam secara serampangan. “Dari situ muncul eksploitasi yang dilakukan terus-menurus hanya untuk memenuhi kepentingan diri sendiri. Eksploitasi tersebut akan menyebabkan alam bergejolak yang mewujud dalam peristiwa kebencanaan. Manusia pun akhirnya menerima dampaknya,” paparnya.

Tema tersebut menurut Romo Andreas tidak akan lekang oleh zaman. Sampai kapanpun tetap relevan ketika manusia masih tidak dapat mengelola alam secara bijaksana termasuk kebiasaan membuang sampah sembarangan.

TPST Piyungan

Dia juga menyinggung tentang penutupan TPST Piyungan beberapa waktu lalu, yang mendorong masyarakat untuk mengelola dan mengolah sampahnya sendiri. Selain itu tentu perlu ada perubahan mengenai kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan.

Upaya mengubah kebiasaan tersebut perlu dilakukan terus menerus dengan berbagai cara termasuk melalui sarana pementasan seperti peragaan jalan salib. "Kalau konteks besar dalam Ensiklik itu kan sebenarnya menyoroti korporasi atau perusahaan besar yang abai dalam pengelolaan alam ciptaan," katanya.

Sutradara Peragaan Jalan Salib, Vincentius Guntur Bayu Anjana Saputra menuturkan subtema Pertobatan Ekologis penting untuk diangkat dalam peragaan jalan salib tahun ini karena di banyak tempat di belahan dunia manapun perusakan lingkungan masih terjadi. Perlu ada sikap untuk mengakui dan bertobat atas perilaku merusakan alam.

“Manusia kurang kesadaran untuk menjaga lingkungan. Perubahan iklim secara ekstrem akhirnya tidak terhindarkan di seluruh dunia. Harapan kami dengan tema yang kami angkat dapat membantu manusia untuk lebih sadar terhadap persoalan sampah,” ungkapnya.

Pemeran Yesus, Elshando Mahardika Pramaditra, merasa senang terlibat dalam peragaan jalan salib ini. Selain itu, dia mengaku dapat ikut belajar tentang makna pasrah seperti yang dilakukan Yesus Kristus ketika tahu dirinya akan diserahkan kepada prajurit Pilatus untuk disalib. "Prosesnya menyenangkan karena memang saya juga suka terlibat dalam pementasan teater," ujarnya.

Pemeran Rakyat, Ravieka Fathya Rimsha Azzahra mengaku ingin terlibat dalam menghayati kisah hidup dan meneladani sikap Yesus Kristus. Keteladanan tersebut dapat diikuti dan dia terapkan dalam kehidupan sehari-hari. "Saya Muslim. Ikut peragaan jalan salib ya ingin srawung juga lintas iman kan," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran

News
| Sabtu, 27 April 2024, 15:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement