Advertisement

Tak Hanya Produksi Gula Jawa, Warga Butuh Pajangan Kini Juga Produksi Legen Nira

Jumali
Selasa, 30 April 2024 - 22:37 WIB
Sunartono
Tak Hanya Produksi Gula Jawa, Warga Butuh Pajangan Kini Juga Produksi Legen Nira Warga Padukuhan Butuh Kidul, Kalurahan Triwidadi, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul mengaduk nira yang tengah dimasak untuk dijadikan gula Jawa, pada Selasa (30/4/2024) - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Para produsen gula Jawa di Butuh Kidul, Kalurahan Triwidadi, Kapanewon Pajangan, Bantul, mulai melakukan perubahan model penjualan produknya.

Jika sebelumnya, mereka yang tergabung dalam kelompok Tani Ngudi Mulyo ini menjual gula Jawa hasil cetakan menggunakan batok kelapa, maka beberapa waktu terakhir, mereka melakukan diversiasi produk mereka.

Advertisement

BACA JUGA : Jumlah Penyadap Nira Kian Berkurang, Begini Nasib Produsen Gula Jawa di Triwidadi Pajangan

Mereka tidak hanya menjual gula Jawa, tapi juga menjual minuman legen nira kelapa. Adapun baik gula Jawa maupun legen nira kelapa produksi kelompok Tani Ngudi Mulyo ini selama ini dipasarkan ke sejumlah pasar tradisional di DIY.

"Iya, kami juga menjual legen nira kelapa. Untuk satu botol ukuran 330 mililiter dijual Rp5.000. Itu yang disitu pesanan semua," kata Imronah, di Butuh Kidul, Selasa (30/4/2024).

Perempuan berusia 45 tahun itu mengungkapkan, awalnya dirinya tidak ada niat untuk menjual legen nira kelapa. Akan tetapi, dalam perkembangannya, banyak pengepul yang biasa mengambil gula Jawa produksinya meminta dan membeli legen nira kelapa. Atas dasar banyaknya permintaan tersebut, akhirnya Imronah dan beberapa anggota kelompok Tani Ngudi Mulyo membuat minuman tersebut.

"Untuk membuat legen lebih mudah daripada membuat gula Jawa," lanjutnya.

Imronah mengungkapkan, untuk legen nira kelapa, sejatinya tidak perlu melalui proses perebusan. Sebab, nira kelapa merupakan cairan bening yang keluar dari bunga kelapa hasil sadapan sudah manis dan enak untuk diminum.

"Tapi untuk ditempat kami, biasanya nira hasil deresan [sadapan] itu kami masak. Karena kalau mentah, biasanya tidak tahan lama. Kalau untuk legen, jika sudah nira itu kelihatan mendidih, maka tinggal didiamkan. Setelah dingin, nira itu tinggal dituang ke dalam kemasan," paparnya.

Sementara, untuk mengubah nira hasil sadapan menjadi gula, ungkap Imronah, dibutuhkan waktu setidaknya 2 jam. Di mana nira yang dimasak, akan terus diaduk-aduk, sampai akhirnya nira mengental.

Setelah adonan dirasa pas, maka adonan itu akan dimasukkan ke dalam batok kelapa dan didiamkan pada alas bambu tersebut. "Cetakannya pakai batok kelapa itu. Nanti, kalau sudah dingin tinggal diangkat dan dikemas," jelas Imronah.

Untuk membuat 2 kilogram gula Jawa, Imronah mengaku membutuhkan 10 liter nira. Padahal, harga satu kilogram gula Jawa di tingkat pengepul senilai Rp25.000. Sementara untuk mendapatkan 10 liter nira, suami Imronah harus menyadap nira pada pagi dan sore. Jika menggunakan tenaga bayaran untuk menyadap nira, Imronah mengaku terbentur dengan sedikitnya pemanjat dan penyadap nira di dusunnya.

BACA JUGA : Rumah Produksi Gula Batu Terbakar, Segini Kerugiannya

"Jadi suami saya manjat pohon di kebun saya sendiri. Kami punya beberapa pohon di kebun dan mencukupi untuk kebutuhan harian," jelas Imronah.

Terkait kualitas dan banyak tidaknya nira yang berhasil disadap, Imronah mengaku semua tergantung musim. Jika musim kemarau, kualitas dan kuantitas nira hasil sadapan akan lebih baik dan lebih banyak dibandingkan musim penghujan.

"Selain itu musim dan cuaca juga berpengaruh kepada warna dari gula Jawa hasil produksi. Yang coklat ini, karena cuaca. Kalau yang bagus yang warna agak kehitaman ini," ucap Imronah.

Wakil Ketua Dekranasda Bantul Dwi Joko Purnomo mengatakan, pihaknya telah melihat potensi yang ada di
Butuh Kidul, Triwidadi, terkait dengan keberadaan industri rumahan pembuatan gula Jawa. Oleh karena itu, Dekranasda Bantul akan berusaha mempromosikan produk gula Jawa. "Supaya penghasilan meningkat dan perekonomian masyarakat terangkat," ucap Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Saat Singapore Airlines Turbulensi, Penumpang Terpental Hingga Bagasi Kabin

News
| Rabu, 22 Mei 2024, 01:57 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement